Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bantu Kembangkan Produk Kopi Kintamani, Korea Berikan Alat Sortasi Kopi

        Bantu Kembangkan Produk Kopi Kintamani, Korea Berikan Alat Sortasi Kopi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Bangli, Bali -

        Bantuan kongkrit berupa alat pemilahan biji kopi (sortasi) diberikan Korea untuk Koperasi Tani MPIG (Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis) Kopi Kintamani Bali. Bantuan tersebut sebagai bentuk tindaklanjut dari MoU (Nota Kesepahaman) yang sudah ditandatangani Kemenkop dan UKM dengan pihak Korea di New York, USA, pertengahan tahun 2016 lalu. ?

        Sejumlah kerjasama tersebut diantaranya pendirian Indonesian Korea Technology Exchange Center (IKTEC) dimana Korea siap memberikan alih tehnologi atau R&D (Reserach and Developtment), pembiayan (financing) ?dan tenaga ahli.

        Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga pun meninjau langsung alat baru pemilahan biji kopi (sortasi) tersebut di Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, pada Jumat (3/3/2017).

        ?"Ini wujud dari janji Korea yang akan membantu pengembangan produk kopi di Kintamani, Bali," kata Puspayoga.

        Menkop juga mengatakan kepada Ketua Koperasi Tani MPIG Kopi Kintamani Bali I Dewa Made Raka, yang didampingi Bupati Bangli I Made Gianyar, bahwa pihaknya akan mendorong Korea dalam memberikan pelatihan mengenai operasional alat tersebut kepada operator mesin.

        "Agar operasional alat sortasi ini berjalan optimal, Kemenkop akan mendorong pihak Korea untuk memberikan pelatihan operasional alat ini kepada operator mesin. Sehingga, nantinya, dengan alat sortasi itu bisa dihitung dengan jelas berapa kilogram kopi, berapa per hari, berapa per jam, yang bisa dihasilkan dengan alat bantuan Korea itu," kata Puspayoga.

        ?Hal tersebut dikatakan Menkop ketika menanggapi keluhan Made Raka atas belum pahamnya cara mengoperasikan alat sortasi itu. Meski sudah ada buku manualnya dalam bahasa Indonesia, namun tetap kesulitan dalam memahami.

        "Apapun kendala dan kekurangan dari optimalisasi alat sortasi itu, Kemenkop dan UKM harus membantu agar semuanya bisa berjalan lancar," tandas Menkop.

        Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Made Raka menjelaskan bahwa koperasi yang didirikan pada 2012 itu sudah memiliki mitra dengan sejumlah eksportir sehingga produk kopi Kintamani bisa memasuki pasar Korea, Jepang, dan Australia.

        "Dalam tiga tahun terakhir, kami sudah mengekspor kopi ke tiga negara itu sebanyak 200 ton. Saya berharap dengan bantuan alat sortasi dari Korea dan kerjasama dengan Kemenkop dan UKM, termasuk alat kemasan produk, kami bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas produk kopi," kata Made Raka.

        Menurut Made Raka, Kopi Arabika Kintamani sudah dikenal karena memiliki karakteristik dan aroma yang khas serta cita rasa yang enak. "Pada 2008, produk kopi arabika dari Kintamani sudah mendapat Sertifikat Indikasi Geografis (Produk IG) yang pertama di Indonesia," ungkap dia.

        Sedangkan Bupati Bangli I Made Gianyar menandaskan bahwa saat ini koperasi tak bisa melepaskan diri dari kemajuan teknologi dalam memasarkan produk yang dihasilkannya.

        "Harus sudah mulai memasuki dunia marketing e-commerce. Dengan begitu, kalau kita punya produk yang bagus, maka pasar yang akan mencari kita. Kopi dan juga jeruk memang produk unggulan Kabupaten Bangli," pungkas I Made Gianyar.

        Menkop juga berpesan kepada Ketua Koperasi Tani dan sejumlah petani kopi yang hadir untuk tidak merusak tanah lahan yang ada, hanya demi menambah jumlah produksi kopi.

        "Biar saja produksi kopi seperti ini, jangan ditambah bila harus merusak lingkungan dan tanah. Dampak kerusakan alam itu takkan sebanding dengan yang dihasilkannya. Selain itu, harus juga tetap mempertahankan kopi organik dengan pupuk kandang kotoran sapi, jangan sampai menggunakan bahan-bahan kimia," ?tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ning Rahayu
        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: