Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore (27/3/2017), bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp13.302, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.327 per dolar AS.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin mengatakan bahwa rupiah menguat menyusul pelaku pasar yang optimistis terhadap Indonesia untuk meraih peringkat layak investasi dari Standard & Poor's (S&P) mengingat perekonomian nasional cukup kndusif di tengah gejolak global.
"Pemerintah telah memaparkan terkait kebijakan fiskal dan kondisi perekonomian Indonesia kepada S&P," katanya.
Di tengah siuasi yang optimis itu, lanjut dia, fluktuasi rupiah relatif stabil dengan kecenderungan menguat terhadap dolar AS. Diharapkan, muncul sinyal dari S&P untuk memberikan kenaikan peringkat bagi Indonesia sehingga mata uang domestik dapat melaju lebih tinggi.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa mata uang dolar AS melanjutkan pelemahannya di tengah masih besarnya risiko politik di Amerika Serikat yang dapat menahan laju perekonomian.
"Kebijakan memangkas pajak dan meningkatkan jumlah belanja fiskal AS berpotensi tertahan setelah gagal dalam mereformasi sektor perawatan kesehatan," katanya.
Ia mengatakan bahwa data tenaga kerja AS yang menunjukkan kenaikan jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran baru turut menjadi beban bagi dolar AS di pasar valas global.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS memperlihatkan klaim awal pengangguran bertambah sebesar 15.000 menjadi 258.000, melampaui estimasi pasar.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.314 dibandingkan hari sebelumnya (Jumat, 24/3) Rp13.329 per dolar AS. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto