Kopi organik dari Kabupaten Lampung Barat semakin diminati konsumen di tengah merosot permintaas atas kopi luwak setempat, padahal stoknya masih terbatas karena hanya sedikit petani yang membudidayakan kopi organik.
Menurut Sukardi, salah satu produsen kopi bubuk organik dan luwak di Kabupaten Lampung Barat, Jumat (7/4/2017), stok biji kopi organik terbatas meski budi daya kopi di Kabupaten Lampung Barat berlangsung secara besar-besaran.
"Lebih mudah menyediakan stok kopi bubuk luwak daripada kopi organik. Padahal hampir 70 persen luas Kabupaten Lampung Barat masih berupa kawasan terbuka hijau, dan banyak ditanami kopi," katanya.
Ia menyebutkan mampu menyediakan stok kopi bubuk organik sebanyak 100 kg per bulan, sedang kopi bubuk luwak bisa jauh di atas angka itu asalkan ada permintaan.
"Lebih mudah menyediakan stok kopi luwak dibandingkan kopi organik. Permintaan kopi luwak cenderung turun, sedangkan permintaan kopi organik malah naik dan dicari terus," katanya lagi.
Ia menyebutkan pula, harga kopi bubuk biasa di Kabupaten Lampung Barat berkisar Rp50.000-Rp60.000/kg, kopi organik berkisar Rp100.000- Rp150.000/kg, dan kopi bubuk luwak berkisar Rp500.000-Rp700.000/kg.
Kesulitan mendapatkan biji kopi organik disebabkan kebiasaan petani masih mengejar produksi dalam membudidayakan tanaman kopi, sehingga digunakan pupuk kimia dan obat antihama yang bukan alami.
Selain itu, produsen kopi organik juga dihadapkan masalah sertifikasi produk kopi organik mereka.
"Karena belum ada sertifikat organik itu, kami agak kurang percaya juga untuk memasarkan produk bubuk kopi organik tersebut. Tapi meskipun tanpa sertifikat, permintaan atas kopi bubuk organik tetap tinggi," katanya lagi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil