General Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat Bima Putrajaya menyatakan pemadaman aliran listrik yang terjadi selama ini sebagian besar akibat tali atau benang layang-layang terbuat dari kawat yang mengenai jaringan transmisi.
"Sering terjadi gangguan aliran listrik yang mengakibatkan padam akhir-akhir ini berdasarkan data gangguan dari PLN AP2B Kalbar yang mengatur penyaluran listrik ke pelanggan itu, sebagian besar akibat tali layang-layang itu," ujarnya, di Pontianak, Senin (10/4/2017).
Ia menyebutkan pada Februari dan Maret 2017 terdapat gangguan pada jaringan transmisi sebanyak 72 kali. Lokasi gangguan terbanyak terjadi pada jaringan transmisi antara Sei Raya-Siantan, dan antara Siantan-Kota Baru.
"Gangguan yang terjadi pada jaringan transmisi yang ditopang oleh tower setinggi 35 meter. Gangguan pada transmisi tersebut lebih dari 80 persen disebabkan oleh tali layang-layang," kata dia lagi.
Dia menegaskan bahwa jaringan transmisi setinggi 35 meter itu sebenarnya aman dari gangguan apa pun kecuali tali layang-layang.
Karena itu, ia berharap masyarakat peduli akan keberadaan kelistrikan serta turut berpartisipasi menjaga jaringan dan instalasi listrik dengan cara tidak bermain layang-layang terutama dengan menggunakan tali/benang dari kawat.
"Banyak kerugian materiil yang telah kami rasakan bersama akibat permainan yang satu ini. Pastinya telah banyak pula biaya yang harus kami keluarkan untuk memperbaiki kerusakan instalasi listrik baik di sisi jaringan transmisi maupun jaringan tegangan menengah," kata dia.
Menurutnya, upaya peningkatan mutu layanan yang dilakukan oleh PLN baik dari sisi pembangkit, transmisi dan distribusi hingga pelayanan pelanggan tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat.
"Kami juga khawatir jika kelak mesin PLTU beroperasi, sementara kegemaran masyarakat banyak bermain layang-layang bertali kawat tetap berlangsung, pastinya akan berdampak buruk terhadap pelayanan listrik kepada masyarakat. Jika saat ini mesin PLTD terganggu, proses recovery-nya sekitar satu sampai dengan dua jam, sementara jika mesin PLTU terganggu maka pemulihannya bisa mencapai sekitar enam hingga delapan jam," kata dia lagi.
Saat ini, menurutnya, kondisi kelistrikan Sistem Khatulistiwa yang memasok listrik untuk Kota Pontianak-Kubu Raya-Mempawah-Singkawang-Sambas-Bengkayang sudah surplus sebesar 126 MW.
"Daya mampu pembangkit PLN Sistem Khatulistiwa menjadi sebesar 426 MW, sementara beban puncak tertinggi saat ini masih di bawah 300 MW. Meski surplus secara daya, namun jika ada gangguan seperti layangan ini, maka tidak menutup kemungkinan ada pemadaman karena jaringan bermasalah," katanya lagi.
Dia menegaskan bahwa sehebat dan sekeras apa pun upaya PLN dalam memperbaiki mutu layanan, tetap saja tidak akan berarti apa-apa tanpa partisipasi dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto