Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Syailendra Luncurkan Reksa Dana Syailendra Equity BUMN Plus

        Syailendra Luncurkan Reksa Dana Syailendra Equity BUMN Plus Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan manajer investasi (MI), PT Syailendra Capital akan meluncurkan produk reksa dana Syailendra Equity BUMN Plus.

        Chief Executive Officer (CEO) Syailendra Fajar R Hidayat menuturkan jika produk ini diciptakan agar dapat memberikan hasil investasi yang optimum melalui investasi dengan prioritas pada efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh badan usaha milik negara (BUMN) atau anak perusahaan BUMN.

        Dirinya pun optimis produk ini akan direspons positif oleh investor. Hingga akhir tahun ini produk reksa dana ini diperkirakan dapat menghimpun dana kelolaan sebesar Rp300 miliar.

        "Sedangkan dalam satu tahun ke depan, dana kelolaan dari Reksa Dana Syailendra Equity BUMN Plus ini akan sebesar Rp500 miliar," kata Fajar di Jakarta, Rabu (3/5/2017).

        Adapun, kebijakan investasi Syailendra Equity BUMN Plus, menurut Fajar, adalah minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas. Ketentuan minimum pembelian Rp1 juta untuk pembelian pertama kali dan pembelian berikutnya.

        Fajar menjelaskan ada beberapa pertimbangan kenapa perusahaan memilih saham BUMN di antaranya, perusahaan BUMN menguasai sektor-sektor penting yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Pada beberapa sektor, perusahaan BUMN memiliki pangsa pasar tersebar, memiliki profitibilitas yang baik, dan seringkali menjadi price & market leader pada industrinya.

        Selain itu, saham grup BUMN juga memiliki total kapitalisasi pasar sebesar Rp1,383 triliun atau mencerminkan 24% dari total kapitalisasi indeks harga saham gabungan (IHSG). Sedangkan gabungan laba bersih saham grup BUMN (per FY2015) adalah Rp89 triliun atau sekitar 52% dari laba bersih seluruh perusahaan di IHSG.

        "Kemudian, kami juga melihat performa backtest saham dari perusahaam BUMN selama tujuh tahun terakhir (2010-2016) mencatatkan performa yang baik, dibandingkan dengan benchmark indeks LQ45 dan IHSG,"?tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: