Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -
Suhu politik tanah air yang masih memanas pasca hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis dua tahun penjara ke Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk kasus penistaan agama.
Pasalnya, ribuan pendukung dari berbagai wilayah di tanah air bahkan di sejumlah negara turun ke jalan dan menggelar aksi damai mendesak penangguhan penahanan Ahok.
Namun di tengah panasnya suhu politik, ucapan dan wejangan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) begitu menyejukkan hati. Dalam pidatonya pada acara Indonesia Most Admired Companies (IMACO), SBY meminta seluruh pihak membantu Presiden Joko Widodo untuk terus menjaga kerukukan dan persaudaraan antar sesama anak bangsa.
"Kekuatan bangsa ini adalah persatuan, kebersamaan, persaudaraan dan kekompakan.?Kita bantu presiden, bantu pemimpin kita, bantu pemerintah kita, ajak semuanya 'do something' untuk kembali menjaga tali silaturahim, persaudaraan dan kerukuna di antara kita semua," kata SBY dalam acara yang digagas Warta Ekonomi untuk ke 14 kalinya di Jakarta, Jumat (19/5/2017) malam.
SBY menekankan Indonesia ditakdirkan sebagai bangsa majemuk sehingga seluruh pihak harus menjaga dan merawat kemajemukan itu. Oleh karena itu menjaga kemajemukan adalah agenda sepanjang masa siapapun pemimpinnya.
"Siapapun, pemimpin baik formal informal ditanah air, harus peduli, sensitif, lalu 'do something' untuk jaga kerukunan dan persaudaraan. Sangat bisa kita rajut kembali persaudaraan dan kerukunan ini," ucap?dia.
SBY menceritakan banyak pelajaran yang bisa dipetik bila persaudaraan dan kerukunan terpecah belah. Misalnya konflik di poso yang perlu waktu lima tahun untuk selesaikan konflik, belum lagi proses rekonsiliasi.
"Dulu saya Menkopolhukam, ada konflik komunal Poso, Ambon, perlu lima tahun untuk selesaikan konflik, belum proses rekonsiliasinya. Tapi saya tetap percaya kita bisa atasi apa yamg kita hadapi sekarang. Saya tahu dibawah permukaan ada sesuatu yang bergerak, mari hentikan bersama. Kalau kita kompak, pemimpin punya leadership, bangsa rukun, insyaallah Indonesia emas 2045 bisa terwujud," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil