Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Masyarakat Palembang Diimbau Tak Tergiur Harga Daging Murah

        Masyarakat Palembang Diimbau Tak Tergiur Harga Daging Murah Kredit Foto: Irwan Wahyudi
        Warta Ekonomi, Palembang -

        Dinas Perdagangan Sumsel mengimbau agar masyarakat Palembang dan Sumsel umumnya tidak tergiur dengan harga daging murah, yang jauh dari harga pasar, pasalnya daging tersebut bisa saja dioplos dengan daging?celeng, hal tersebut terkait baru-baru ini?ditemukan daging oplosan, yakni campuran daging sapi dan daging celeng (babi hutan) di Kota Lubuk Linggau, Sumsel.

        ?Biasa?jika Ramadan harga daging tidak menentu, bahkan melonjak naik, namun??jangan langsung tergiur dengan daging murah, biasa melonjaknya harga daging selama Ramadan dimanfaatkan oleh sejumlah oknum pedagang daging di daerah ini. Mereka menjual daging oplosan, yakni campuran daging sapi dengan daging celeng atau babi hutan,?ungkap Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Agus Yudiantoro.
        Senin (5/6/2017).

        Dia mengakui mendapat informasi di Lubuklinggau ada pedagang daging yang menjual daging oplosan sudah tertangkap oleh anggota Polres setempat.

        Agus menjelaskan, sebelum tertangkapnya penjual daging di Lubuklinggau, beberapa hari sebelum ramadan, polisi di pelabuhan Panjang, Lampung berhasil menggagalkan pengiriman sekitar dua ton daging celeng atau babi hutan yang akan dikirim ke Solo. ?Dari pengakuan sopir yang membawa, daging celeng tersebut berasal dari Palembang atau Sumsel,? ujarnya.

        Dia menambahkan masyarakat juga harus hati-hati dan jeli dalam membeli daging di pasar dengan memperhatikan tekstur daging tersebut.?

        Untuk mengantisipasi beredar luasnya daging oplosan pada berbagai pasar di Sumsel, menurut Agus sudah dilaksanakan rapat dengan seluruh Kepala Dinas Perdagangan kabupaten dan kota. Tujuannya untuk mewaspadai beredarnya daging oplosan yang dicampur dengan daging celeng.?

        ?Pegawai dari Dinas Perdagangan setempat harus turun memantau langsung ke pasar, selain memantau harga juga memantau penjualan daging sapi dan daging ayam, jangan sampai ada pedagang nakal yang menjual daging oplosan atau daging sapi gelonggongan dan daging ayam tiren atau atau mati kemarin,? katanya.

        Menurutny terungkapnya kasus penjualan daging oplosan tersebut dari laporan masyarakat, lalu polisi melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap pelakunya. Satu orang pelaku berinisial Tar yang memasok daging celeng tersebut sedang dalam pengejaran polisi.

        Berdasarkan pengakuan kedua tersangka, daging celeng tersebut di jual dengan cara mengoplos atau mencampur dengan daging sapi. Pada saat tertangkap, oplos dilakukan dengan komposisi 40 kg daging celeng ditambah 10 kg daging sapi. Lalu di jual dengan harga Rp80 ribu hinggaRp100 ribu per kg atau di bawah harga daging sapi normal Rp120 ribu per kg.

        ?Dari penjualan daging oplosan yang sudah berjalan selama enam bulan pedagang tersebut mengaku mendapat keuntungan mencapai Rp1 juta per hari. Sementara itu daging celeng di beli dari pemasok dengan harga Rp20 ribu per kg,?ulas Agus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Irwan Wahyudi
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: