Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        HUT RI, Mentan: Momentum Perbaiki Kinerja

        HUT RI, Mentan: Momentum Perbaiki Kinerja Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Pertanian untuk menjadikan peringatan HUT RI ke-72 sebagai momentun untuk terus memperbaiki kinerja menjadi lebih baik dari tahun ke tahun.

        "Hari kemerdekaan momentum melompat lebih jauh, khususnya bibit dan benih, jangan ada lagi benih dan bibit palsu, kalau tidak diawasi, akan menyesal bertahun-tahun," kata Amran saat menghadiri peringatan HUT RI ke-72 di Kampus Penelitian Pertanian, Balitbang Kementerian Pertanian, Cimanggu, Kota Bogor Jawa Barat, Jumat (11/8/201).

        Amran menyebutkan, Kementerian Pertanian menganggarkan Rp5,5 triliun untuk benih dan bibit. Pejabat yang bertugas di bidang benih dan bibit diminta mengawasi untuk memastikan kualitasnya dan terdistribusi dengan baik ke petani.

        "Kalau ini tidak diawasi, benih dan bibit tidak bagus kualitasnya, petani gagal, kita menyesal tujuh tahun ke depan," katanya Amran.

        Ia mengingatkan, pejabat yang telah diambil sumpah jabatannya untuk bertugas melayani masyarakat. Apabila tidak menjalankan tugas sebagaimana baiknya, dan berdampak buruk bagi pertanian, maka akan menanggung dosa dari sumpah yang dibacakannya.

        Amran mengingatkan aparatnya untuk bekerja sungguh-sungguh dan tidak menyalahgunakan jabatan maupun posisinya di bidang pertanian.

        "Pertanian itu ujung tombak negeri kita, menyelesaikan kemiskinan. Pangan identik dengan ketahanan negara. Rapuh pangan, ketahanan bangsa juga rapuh," kata Amran.

        Menurutnya, selama tiga tahun sektor pertanian bekerja maksimal. Sejumlah komoditi sudah tidak impor lagi seperti beras, bawang merah dan jagung.

        Berdasarkan survei Gobal Food Scurity, posisi Indonesia tertinggi pada pertanian berkelanjutan yakni peringkat keenam dunia, mengalakan Tiongkok dan juga Amerika.

        Keberhasilan ini, lanjut Amran, merupakan kerja keras semua pegawai Kementerian Pertanian, termasuk Badan Litbang Pertanian. Apa yang dicapai selama tiga tahun dapat terus dipertahankan dan dilanjutkan.

        "Target berkutnya swasembada bawang putih. Luasnya ada 6 ribu hektare lahannya, beda dengan padi yang sampai 21 juta hektare. Ini cukup diurus oleh pejabat eselon empat," katanya.

        Menurutnya, bekerja di Kementerian Pertanian harus siap capek. Sejak menjabat menteri, tidur hanya dua jam setiap hari. Keseriusan yang ditunjukkan setiap hari karena bagian dari tuntukan kerja.

        "Biasa tidur dua jam dua hari dua malam. Ini biasa tuntutan kerja," katanya.

        Banyak kepala badan, dirjen yang jatuh sakit. Saat ini Kementerian Pertanian mencari sosok kepala yang berani menyelesaikan persoalan bawang putih. Rekruitmen dibuka, bagi siapapun yang berminat.

        Pejabat yang terpilih harus memiliki komitmen untuk mewujudkan target swasembada. Dan akan dievaluasi selama enam bulan. Jika tidak mencapai target akan digantikan.

        "Silahkan siapapun yang bersedia menerima tantangan, datang ke saya, saya akan tunjuk, tapi akan saya naikkan target jadi dua kali lipat," katanya.

        Amran mengatakan, sisa dua tahun kepemimpinannya, semua orang yang bekerja di pertanian adalah orang baik. Kinerjanya yang baik akan dipasang di semua sektor.

        "Kalau sumber daya manusianya baik, makan negeri ini akan ikut baik," kata Amran.

        Seperti contoh Taiwan dan Jerman, walau beriklim subtropis tapi mampu mengekspor sektor pertanian.

        "Mereka yang mataharinya terbatas bisa ekspor. Kenapa Indonesia yang mataharinya 12 jam, tapi masih impor," kata Amran.

        Amran kembali menambahkan, Indonesia membutuhkan orang-orang pintar dan hebat seperti Taiwan dan Jerman dalam memajukan pertanian Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.?(Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: