Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        2018 Tahun Politik, DPR Ingatkan Target Pertumbuhan 5,4%

        2018 Tahun Politik, DPR Ingatkan Target Pertumbuhan 5,4% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah tetap optimis bakal mancapai target pertumbuhan ekonomi 2018 yang dipatok sebesar 5,4%.? Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengingatkan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan tersebut dibutuhkan extra effort (kerja keras) dari pemerintah.

        Pada 2018 diprediksi tensi dunia politik di tanah air akan tinggi. Selain itu, di tahun yang sama akan dilaksanakan pilkada serentak di 171 daerah, persaingan partai politik yang akan bertarung dalam Pemilu 2019 juga diperkirakan akan mulai memanas.

        ?Mencapai pertumbuhan 5,4% perlu diimbangi dengan kerja keras yang luas biasa. Tahun 2018 seperti kita ketahui juga sarat dengan dinamika politik yang kencang secara berurutan mulai dari Pilkada hingga? pilpres di tahun 2019. Walaupun disisi lain akan terangsang dengan adanya belanja baru dengan konstelasi pilkada,? kata Anggota Komisi XI DPR, Johnny G. Plate dalam rapat kerja dengan pemerintah di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/9/2017).

        Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis target pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,4% dapat tercapai, meski ada sejumlah tantangan seiring masih rentannya perekonomian global.
        Ia mengatakan, target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN) 2018 sebesar 5,4% memberikan sinyal optimisme. Namun, pemerintah akan tetap hati-hati terhadap risiko yang mengintai perekonomian Indonesia.

        ?Dari sisi global, ketidakpastian terhadap harga komoditas diperkirakan masih akan stabil di level rendah,? ujarnya.

        Dia melanjutkan, normalisasi kebijakan moneter dari negara-negara maju akan memengaruhi tingkat suku bunga internasional yang pasti akan menimbulkan tekanan ke nilai tukar ataupun surat berharga. Selain itu, Indonesia perlu juga mewaspadai tendensi dan tren proteksionisme, terutama negara maju dan suasana geopolitik yang sekarang ini mengalami eskalasi yang sangat besar.

        ?Biasanya, geopolitik ini jauh dari Indonesia, tapi saat ini sangat dekat dengan kita. Contohnya Korea Utara dan Myanmar,? ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

        Bagikan Artikel: