Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        4 Faktor Penentu Kegagalan dan Kesuksesan Startup

        4 Faktor Penentu Kegagalan dan Kesuksesan Startup Kredit Foto: Ning Rahayu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Seorang pakar bidang bisnis teknologi digital, Andy Zain, mengatakan sebuah startup akan mudah mendapatkan pendanaan dari investor dan berpotensi menjadi besar jika startup tersebut bisa meminimalisisr beberapa faktor. Berikut adalah empat faktor yang menentukan kegagalan dan kesuksesan suatu startup menurut Andy sebagaimana dikutip dari startupbisnis.com

        1. Risiko Bisnis Model

        Ini adalah risiko yang timbul dari bisnis model Anda. Bagaimana meminimalisasi risiko dalam bisnis model? Andy menyarankan sebaiknya Anda menjalankan bisnis model yang jelas, gampang dibuat, dan telah terbukti di negara lain.

        Jangan termakan dengan hype dan ikut-ikutan tren yang sedang terjadi di Amerika, seperti 3D-Printing, self driveless cars, dan sebagainya karena Amerika Serikat jauh lebih maju 8-10 tahun dibanding Indonesia. Jika hal itu dilakukan di Indonesia, menurut Andy, tentu tidak akan jalan.

        "Jangan menjadi saya 14 tahun yang lalu, jadilah Natali Ardianto (CTO Tiket.com) yang sekarang. Dengan bisnis model, pasar, eksekusi, dan teknologi yang tepat, Tiket.com bisa tumbuh besar dengan cepat. Dan jangan kebanyakan baca Techcrunch."

        "Dalam mencari investor, sebaiknya sesuaikan dengan industri bisnis Anda. Jika Anda bergerak dalam dunia game, cari investor yang paham betul dalam dunia game. Dan juga, tidak semua investor suka hal baru karena hal baru biasanya lebih berisiko, jadi carilah hal lama yang pasarnya besar tapi belum banyak digarap orang. Indonesia adalah pasar yang besar, coba cari celah yang bisa dimanfaatkan sebagai bisnis di sini," ungkap Andy.

        Andy juga mengatakan bahwa jangan menjadi orang yang terlalu kreatif yang berujung dengan menciptakan sesuatu yang sangat complicated. Lakukan saja hal sederhana dan gampang karena pada dasarnya sebagai first time entrepreneur, Anda perlu belajar dahulu sebelum mencapai kesuksesan dan berhasil membangun perusahaan besar.

        Cara terbaik untuk mengurangi risiko dalam bisnis model adalah meniru bisnis yang telah berjalan di negara lain, khususnya di Amerika Serikat sekitar 10 tahun lalu.

        2. Risiko Pasar

        Startup juga bisa gagal karena ukuran pasar kecil. Untuk menjalankan bisnis yang bisa sustainable, masuklah ke pasar besar dan juga potensial. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pasar di Indonesia masih banyak yang belum digarap, coba cari celah itu dan manfaatkan sebagai tambang emas dalam bisnis Anda.

        3. Risiko Eksekusi

        Sebagus apapun ide bisnis Anda, jika tidak bisa merealisasikannya, ide itu akan tetap hanya menjadi angan-angan saja, tanpa pernah menjadi suatu produk nyata. Dalam membangun startup, tentu ada risiko dalam mengeksekusi produk agar bisa segera meluncur di pasar. Untuk menimilisasi risiko di bagian eksekusi, bangunlah tim yang kompeten di bidangnya masing-masing.

        Kumpulkan orang-orang yang Anda rasa berkompeten untuk diajak bekerja sama membangun perusahaan, seperti apa yang dilakukan oleh Cekaja di mana mereka merekrut salah satu co-founder di Check24 yang telah berpengalaman dalam membangun situs perbandingan harga produk-produk finansial.

        Tidak hanya mengumpulkan dan mengajak orang-orang yang berkompeten dalam membangun startup, sebagai first time entrepreneur, Anda jelas tidak mempunyai banyak pengalaman dalam membangun perusahaan. Jadi, untuk meminimalisasi risiko, bangun produk atau bisnis yang gampang dilakukan agar Anda bisa segera masuk ke pasar dan menguji coba produk langsung di pasar.

        Bekerja sama dengan orang yang kompeten merupakan pilihan terbaik untuk dilakukan dalam membangun startup.

        4. Risiko Teknologi

        Teknologi merupakan elemen yang cukup gampang diatasi karena pada dasarnya implementasi teknologi itu tidak begitu susah. Anda bisa meniru teknologi perusahaan lain dan menerapkannya dalam bisnis Anda.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ning Rahayu
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: