Anggota DPR RI asal Provinsi Bengkulu, Susi Marleny Bachsin mendukung pengembangan usaha kopi lokal asal Rejang Lebong sehingga bisa menembus pasaran nasional dan internasional.
"Saya akan mendorong agar investor bisa masuk dan bisa mengembangkan kopi Bengkulu khususnya kopi lokal asal Kabupaten Rejang Lebong," kata Susi Marleny Bachsin usai menghadiri festival kopi di halaman Pemkab Rejang Lebong, Selasa.
Upaya pengembangan kopi lokal dengan melibatkan investor kopi tersebut, kata dia, nantinya biji kopi yang berasal dari Provinsi Bengkulu akan diolah di wilayah itu dan tidak perlu lagi dibawa keluar daerah seperti ke Provinsi Lampung.
Adanya pengolahan kopi di daerah penghasilnya itu, nantinya akan mengangkat nama Provinsi Bengkulu sebagai daerah penghasil bukan seperti saat ini. Kopi mentah yang dihasilkan oleh petani Bengkulu kemudian dibawa keluar daerah sehingga daerah yang mengolahnya itu saja yang dikenal orang luar sebagai penghasil kopi.
"Masyarakat Bengkulu jangan takut mengekspos potensi kopi yang mereka miliki, karena kopi asal Bengkulu memiliki ciri khas dan cita rasa sendiri dibandingkan dengan kopi dari daerah lain," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Program Akar Foundation, Pramasti Ayu Gustinar yang mendampingi warga dalam pengembangan kopi Rejang Lebong dengan menggarap lahan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Bukit Daun mengeluhkan adanya pengendalian harga kopi yang dilakukan para tengkulak.
"Harga kopi masih dikuasai tengkulak sehingga kesejahteraan masyarakat sulit meningkat, walaupun hasil ari kebun kopi mereka melimpah," katanya.
Produksi kopi dari lima desa yang mengelola HKM Bukit Daun, yakni Desa Tebat Pulau, Barumanis, Tanjung Dalam, Tebat Tenong dan Air Lanang pertahunnya mencapai 800 hingga 1.300 Ton. Namun produksi yang melimpah ini tidak diiringi dengan membaiknya harga jual biji kopi.
Kalangan petani kopi masih sering terjebak dengan permasalahan permodalan, karena ketiadaan modal mereka akhir berhutang dengan para tengkulak dan akan membayarkan dengan hasil kebun mereka.
Akibatnya harga yang diberikan oleh tengkulak terkadang tidak wajar namun mereka tidak bisa bertindak karena harus membayar hutang.
Kegiatan festival kopi Rejang di Kabupaten Rejang Lebong yang dilaksanakan LSM Akar pada tahun kedua ini, selain dihadiri Susi Marleny Bachsin juga kepala Balai Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan Wilayah Sumatera, Ratna Hendratmoko, kemudian Wakil Bupati Rejang Lebong Iqbal Bastari serta para ketua kelompok tani HKM Bukit Daun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: