Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, yang berbicara atas nama Komunitas Pembangunan Afrika Selatan, telah menyatakan keprihatinannya atas situasi yang sedang terjadi di Zimbabwe.
?Jacob Zuma juga mendesak agar resolusi tersebut diselesaikan secara damai,? Reuters melaporkan.
Zuma mendesak agar semua pihak agar tenang dan menahan diri, serta menyatakan harapannya bahwa tidak akan ada kudeta di Zimbabwe, yang akan bertentangan dengan posisi SADC dan Uni Afrika.
Dirinya mengatakan bahwa pihak berwenang akan memantau situasi dan siap untuk membantu menyelesaikannya, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Rabu (15/11/2017).
Konteks regional penting. Tampaknya Emmerson Mnangagwa, wakil presiden Mugabe yang dipecat, masuk ke Afrika Selatan minggu lalu dan pergi hari ini untuk kembali ke Zimbabwe tanpa hambatan. Ini berarti Afrika Selatan dan daerah pada umumnya tidak senang dengan apa yang terjadi di sana.
Oleh karena itu, setiap transisi yang menempatkan Mnangagwa dalam kekuasaan kemungkinan akan mendapat dukungan dari tetangga, terutama yang terbesar dan terkaya.
Sebelumnya, Militer Zimbabwe telah membacakan sebuah pernyataan setelah mengambil alih stasiun televisi nasional, ZBC, serta mengatakan telah mengambil tindakan untuk "menargetkan penjahat".
Namun, dikatakan bahwa ini bukan "pengambilalihan militer pemerintah" dan Presiden Robert Mugabe aman. Tembakan senjata berat dan artileri terdengar di pinggiran utara ibu kota, Harare, Rabu dini hari.
Utusan Zimbabwe ke Afrika Selatan, Isaac Moyo, sebelumnya menolak ceramah kudeta, dengan mengatakan bahwa pemerintah masih "utuh".
Pernyataan yang dibacakan oleh Mayor Jenderal Sibusiso Moyo tersebut terjadi beberapa jam setelah tentara menyerbu markas besar ZBC. Dirinya berkata: "Kami ingin meyakinkan negara bahwa kemuliaan presidennya dan keluarganya aman dan sehat dan keamanan mereka terjamin."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: