Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kemarin, Selasa (2/1/2018) melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 menunjukkan kinerja yang positif. Dalam paparannya, defisit anggaran APBN-P 2017 mencapai 2,57 persen, lebih rendah dari batas maksimal defisit di APBN-P 2017 yang sebesar 2,92 persen.
"(Angka) ini di bawah bahkan range antara 2,6% dan di APBN-P 2017 bahkan di bawah 2,92%. Jadi, angka ini hanya 87,2% dari estimasi APBN-P," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers Realisasi APBN-P 2017 di gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Selain defisit yang terjaga, keseimbangan primer juga menunjukkan adanya tren yang terus terkendali. Tercatat realisasi jumlah keseimbangan primer mencapai Rp129,3 triliun, jauh lebih kecil dari APBN-P yang sebesar Rp178 triliun.
"Dengan demikian, APBN kita tetap memiliki daya dorong dan rasio utang kita masih di bawah 30%," ucapnya.
Sementara itu, pendapatan negara mencapai Rp1.655,8 triliun atau mencapai 95,4 persen dari target APBN-P 2017. Dari total itu, penerimaan perpajakan 2017 mencapai Rp1.339,8 triliun atau 91 persen dari target APBN-P 2017. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,3 persen dibandingkan 2016.
"Ini menunjukkan peningkatan yang sangat baik dibanding tahun sebelumnya, 2015 hanya 8,2% dan capaiannya hanya 83,3%. Tahun 2016 bahkan dengan tax amnesty?adalah sebesar 83,5% atau tumbuh 3,6%. Apabila tax amnesty dihilangkan 2016 maka growth-nya negatif 4,8%," jelas Sri Mulyani.
Salah satu hal yang disoroti Sri Mulyani adalah penerimaan kepabeanan dan cukai yang mencapai Rp192,3 triliun atau 101,7 persen dari target. Ini pertama kali terjadi sejak tiga tahun terakhir di mana 2015 hanya 92,21 persen dan 2016 hanya 97,3 persen.
Kemudian, penerimaan PPN 2017 mencapai lebih dari 100% yaitu 106%. Tahun 2016, PPN hanya 86,9% dari target dan growth dari PPN adalah -2,7%. Adapun tahun 2017 tumbuh 16%.
"Hal ini menunjukkan penerimaan perpajakan dalam APBN kita telah menunjukkan tren makin sehat dan menopang kita untuk menjaga APBN yang sehat dan kredibel," kata Sri Mulyani.
Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga melebihi target APBN-P 2017 dengan capaian sebesar Rp308,4 triliun atau 118,5 persen dari target.
"Hal ini terutama didorong oleh penerimaan komoditas minyak dan batu bara, laba BUMN yang meningkat, dan Badan Layanan Umum (BLU) dari Kementerian/Lembaga (K/L) yang mendapatkan penerimaan yang lebih baik," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah