Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyatakan bahwa hubungan Korea Selatan dan Amerika Serikat "kuat dan solid" dan "sekuat dan kokoh seperti sebelumnya" dalam sebuah wawancara media, karena pemerintahannya bersiap untuk pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Pemerintahan Moon Jae In telah mendapatkan gelontoran pertanyaan dari anggota parlemennya mengenai apakah ada perbedaan pendapat atau kebijakan antara sekutu setia Korea Selatan dan Amerika Serikat mengenai upaya untuk melibatkan Korea Utara agar membatalkan program rudal dan nuklirnya.
"Presiden Trump mengatakan bahwa saya dapat memberitahu dia kapan saja jika bantuan diperlukan dalam proses melakukan dialog antar-Korea dan bahwa dia mendukung saya 100 persen," ungkap Moon kepada majalah Monocle dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Kamis (22/2/2018).
"Tujuan saya adalah untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara dan memperkuat perdamaian," tegas Moon.
Pejabat Korea Selatan, termasuk Menteri Luar Negeri Kang Kyung-hwa, membantah adanya perbedaan dengan Amerika Serikat dan menekankan bahwa Korea Selatan dalam negosiasi yang erat dengannya mengenai setiap langkah mengenai kebijakan Korea Utara.
Korea Selatan telah mengadakan pembicaraan dengan Korea Utara untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun di bulan Januari dan setuju untuk menjadi tuan rumah bagi atlet, musisi, cheerleader Korea Utara, dan delegasi tingkat tinggi di Olimpiade Musim Dingin yang diadakan di Korea Selatan.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengirim adik perempuannya, Kim Yo Jong, sebagai bagian dari delegasi untuk bertemu dengan Presiden Moon. Kim Yo Jong juga mengundang presiden Korea Selatan ke Pyongyang untuk melakukan pembicaraan dengan saudara laki-lakinya.
Tanda-tanda pencairan antara Korea Utara-Korea Selatan telah mendorong spekulasi tentang kemungkinan perundingan langsung A.S. dan Korea Utara setelah berbulan-bulan ketegangan dan pertukaran penghinaan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara memicu kekhawatiran perang.
Korea Utara belum melakukan uji coba senjata sejak akhir November, uji coba terakhirnya tersebut telah menembakkan rudal balistik antarbenua dan notabene terbesar.
Amerika Serikat telah mengatakan bahwa pihaknya mendukung perundingan antara kedua Korea dan juga menambahkan bahwa pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Korea Utara secara langsung, namun lagi-lagi pihak A.S. menekankan upaya dialog bisa terjadi jika Korea Utara melepaskan senjata nuklirnya, sebuah permintaan yang ditolak mentah-mentah oleh pihak Korea Utara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo