Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI Perkirakan Tekanan Inflasi Sulsel pada Maret 2018 Menurun

        BI Perkirakan Tekanan Inflasi Sulsel pada Maret 2018 Menurun Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -
        Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso, memperkirakan tekanan inflasi pada Maret 2018 mengalami penurunan. Hal tersebut menyusul proyeksi panen raya pada bulan ketiga tahun ini. Penurunan tekanan inflasi di Sulsel telah terjadi pada Februari 2018 dan diharapkan dapat terus dikendalikan pada masa-masa mendatang.
        "Pada Maret 2018, tekanan inflasi diperkirakan akan kembali turun sejalan dengan adanya panen raya. Maret ini kan ada panen raya untuk komoditas pangan, utamanya beras dan palawija," kata Bambang, di Makassar, Senin, (5/3/2018).?
        Bambang melanjutkan tekanan inflasi periode Februari 2018 sendiri menurun signifikan dibandingkan periode bulan sebelumnya. Pada bulan kedua tahun ini, inflasi hanya tercatat 0,23 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan inflasi pada Januari 2018 yang menembus 0,81 persen.?
        "Tekanan inflasi Sulsel pada Februari 2018 menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Lalu, meskipun lebih tinggi dari angka nasional sebesar 0,17 persen, tapi inflasi kali ini lebih rendah bila dibandingkan pada bulan yang sama pada tahun lalu mencapai 0,75 persen," ulas dia.?
        Bambang mengimbuhkan meski tekanan menurun, upaya untuk pengendalian inflasi harus tetap dikencangkan. Terlebih, beberapa komoditas strategis yang berpengaruh dalam mengerek inflasi kali ini adalah beras, ikan cakalang dan ikan bandang. Itu merupakan komoditas utama yang sangat strategis dan mesti menjadi perhatian.?
        Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan BI, beras menjadi komoditas dengan sumbangsih tertinggi mengerek inflasi mencapai 0,09 persen. Disusul ikan cakalang dan ikan bandeng, masing-masing 0,04 persen. Lalu, ada pula cabai merah, rokok putih, service kendaraan dan ikan layang yang menyumbang 0,03 persen.?
        "Adapun komoditas yang mengalami deflasi adalah angkutan udara (-0,09 persen), bahan bakar rumah tangga (-0,04 persen), daging ayam ras (-0,04 persen), pisang (-0,02 persen) dan sawi hijau (-0,02 persen)," pungkas Bambang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: