Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Korsel-Korut Susah Berdamai, Apa Alasannya?

        Korsel-Korut Susah Berdamai, Apa Alasannya? Kredit Foto: File/Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perdamaian di Semenanjung Korea sulit diwujudkan karena intervensi kekuatan asing yang ingin mempertahankan ketegangan dan memanfaatkan situasi konflik untuk kepentingan sempit mereka, kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea, Teguh Santosa.

        "Ketegangan di Semenanjung Korea adalah buah dari pertarungan kekuatan asing di kawasan itu sejak Perang Dunia Kedua usai," kata Teguh dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis (26/4/2018).

        Teguh, yang mengaku pernah mendapatkan Bintang Kehormatan dari pemerintah Korea Utara tidak menjelaskan lebih jauh siapa saja kekuatan asing yang dia maksudkan, apa kepentingan mereka terhadap perpecahan dua Korea, dan bagaimana mereka menjelaskan misinya.

        Dia hanya menyebut Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam sebuah desakan untuk tidak mencampuri rencana pertemuan pemimpin kedua negara Korea yang akan digelar pada Jumat. Teguh, yang mengaku cukup lama memantau situasi Semenanjung Korea, sepertinya lupa bahwa Pyongyang pun melibatkan Washington dalam perkembangan terbaru-sebagaimana terlihat dari rencana pertemuan antara Trump dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

        Kim dan Presiden Korea Selatan dan Moon Jaein, baru-baru ini sepakat untuk meredakan ketegangan dan menggelar pertemuan langsung di zona perbatasan desa Panmunjeom, Jumat.

        "Pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jaein diharapkan bisa memperbaiki status hubungan kedua negara. Bagaimanapun, kedua Korea pernah bersatu sebelum dicabik-cabik kolonial," ujar dosen Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu.

        "Tahun 2000 dan 2007 pemimpin Korea Selatan, Kim Daejung dan Roh Moohyun, bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il. Pembicaraan ke arah penyatuan kedua negara dalam bentuk konfederasi sudah dilakukan. Tapi kembali berantakan karena intervensi kekuatan asing," kata Teguh.

        Teguh berharap dalam pertemuan nanti Kim dan Moon bersedia mengakhiri perjanjian gencatan senjata dan menandatangi perjanjian damai.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: