Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diluncurkan 26 Mei, Akademi Desa Siap Wadahi Para Pegiat Desa

        Diluncurkan 26 Mei, Akademi Desa Siap Wadahi Para Pegiat Desa Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Akademi Desa yang digagas Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, bakal diluncurkan pada 26 Mei mendatang. Wadah ini bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang akan menjadi pemain utama dalam pengembangan dan pembangunan di desa.

        Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo,?menyebutkan Akademi Desa mendapat dukungan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sehingga peserta didik di akademi ini akan mendapatkan sertifikasi resmi.

        "Kita sudah kerja sama dengan badan sertifikasi nasional. Jadi, nanti akan kita berikan sertifikat kepada semua pegiat desa, baik itu yang terkait dalam pengelolaan dana desa, pengelolaan BUMDes, maupun lainnya yang dilatih di akademi desa," kata Eko dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (23/5/2018).

        Lebih lanjut, Eko menuturkan, akademi desa ini juga didukung oleh sejumlah perguruan tinggi yang tergabung dalam perguruan tinggi desa (Pertides) dalam memberikan pelatihan maupun menjadi mitra dalam pengembangan pelatihan bagi pegiat desa.

        "Kita kerja sama dengan perguruan tinggi yang tergabung dalam Pertides. Mata kuliah yang diterapkan kepada mahasiswanya diharapkan dapat membantu masyarakat dalam membangun desa," katanya.

        Eko juga menyinggung soal Padat Karya Tunai (PKT). Ia memperkirakan dengan penggunaan dana desa secara padat karya tunai akan menyerap tenaga kerja sebanyak lebih dari 5 juta tenaga kerja.

        "Saat ini, semua dana desa yang dana desanya sudah cair sudah dapat melaksanakan program padat karya tunai. Karena itu wajib. Tidak boleh dilakukan dengan menggunakan kontraktor. Jadi, harus dilakukan secara swakelola dan 30% nilai proyek yang berasal dari dana desa dipakai untuk membayar upah. Diperkirakan bisa menyerap 5 juta tenaga kerja," kata Eko.

        Penyerapan tenaga kerja, menurut Eko, tidak hanya dengan program padat karya tunai saja yang berasal dari dana desa. Namun, juga dengan program pengembangan Prukades yang digagas oleh Kemendes PDTT dengan membuat cluster ekonomi di desa, seperti mengembangkan komoditas jagung, gula, dan garam, serta komoditas lainnya.

        "Kita sudah melakukan MoU antara kabupaten dan dunia usaha untuk program Prukades ini. Dengan MoU?ini, diperkirakan akan ada tambahan tenaga kerja lagi sebanyak 10 juta," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ratih Rahayu
        Editor: Ratih Rahayu

        Bagikan Artikel: