Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Capaian Kampanye MR Tiga Kabupaten di Sumut Masih di Bawah 10%

        Capaian Kampanye MR Tiga Kabupaten di Sumut Masih di Bawah 10% Kredit Foto: PT Bio Farma (Persero)
        Warta Ekonomi, Medan -

        Capaian kampanye Measles Rubella (MR) sudah mencapai 34% di Sumatera Utara (Sumut). Namun ternyata masih ada kabupaten yang capaiannya dibawah 10%. Yakni Labuhanbatu Selatan sebesar 2,38%, Labuhanbatu sebesar 5,36% dan Tanjungbalai sebesar 6,84%. Target Kampanye akhir bulan September ini dapat diberikan minimal kepada 95% dari sasaran vaksin 4.291.857 anak pun terancam gagal.

        Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan Sumut, Suhadi mengatakan, capaian kampanye MR di Sumut tergolong rendah. Saat ini, meski sudah berjalan selama sekitar 46 hari masih belum menunjukan peningkatan berarti.

        "Diatas kabupaten Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu dan Tanjungbalai ada Padangsidempuan dengan capaian 11,23%, Mandailingnatal sebesar 11,52%, Padanglawas sebesar 18,48%, Asahan sebesar 19,59%, Labuhanbatu Utara sebesar 20,36% dan Langkat sebesar 22,43%. Sedangkan yang lainnya berada di antara 30% hingga lebih dari 90%,? katanya, Senin (17/9/2018).

        Dikatakannya, untuk kampanye MR ini, capaian tertinggi dilakukan kabupaten Samosir dengan capaian 92,6%, disusul Humbanghasundutan sebesar 87,98%, Dairi sebesar 84,89% dan Samosir sebesar 84,71%.

        ?Sampai saat ini cakupan rendah, terutama di wilayah dengan mayoritas Muslim seperti Madina (Mandailing Natal). Padahal, imunisasi ini tidak akan bermanfaat kalau cakupannya rendah dan tidak merata,? ujarnya.

        Selain itu, kampanye MR penting dilakukan untuk memutus rantai penularan penyakit yang disebut juga campak jerman ini. Dengan pemberian vaksin kepada semua anak usia 9 bulan hingga 15 tahun, diharap timbul kekebalan tubuh sehingga penyakit tidak menjadi wabah.

        Sementara Ketua Komda Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP-KIPI) Sumut, Munar Lubis?mengatakan bahwa imunisasi dilakukan untuk mengunci atau menjadi antibodi agar tidak timbul penyakit. Meski sudah diimunisasi, kata dia, anak masih bisa tertular, tapi resikonya jauh lebih ringan.?

        ?Sedangkan yang belum diimunisasi, sakitnya akan lebih berat, lebih lama dan lebih berbahaya,? katanya.?

        Dikatakanya, jika menulari anak, campak Jerman ini hanya menimbulkan gejala ringan. Namun, jika diidap wanita hamil maka cukup berbahaya karena dapat menimbulkan abortus atau bayi lahir dengan CRS atau sindrome kecacatan pada bayi.

        "Program kampanye MR ini harus mencapai cakupan target 95% agar berhasil dan dapat mengeliminasi virus," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Khairunnisak Lubis
        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: