Kementerian Perindustrian menjalin kerja sama strategis dengan Enterprise Singapore dalam upaya mendorong implementasi industri 4.0 di Indonesia. Kesepakatan kedua belah pihak ini merupakan hasil dari rangkaian kegiatan Pertemuan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WBG) 2018.
Komitmen bilateral tersebut tertuang dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kepala BPPI Kemenperin RI, Ngakan Timur Antara, dengan CEO Enterprise Singapore, Png Cheong Boon. Momen ini disaksikan langsung oleh Wakil Perdana Menteri Singapura, Teo Chee Hean, dan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara,? mengatakan, Indonesia perlu segera mengadopsi revolusi industri 4.0.
?Ini menjadi lompatan besar di sektor industri manufaktur nasional,? kata Ngakan dalam keterangan tulisnya, Jumat (12/10/2018).
Ruang lingkup pelaksanaan MoU yang akan dikolaborasikan bersama, antara lain menghubungkan industri Indonesia dengan penyedia teknologi Singapura, mengeksplorasi inisiatif untuk mendorong adopsi solusi inovasi manufaktur antar industri, dan pengembangan kurikulum pelatihan terkait Industri 4.0 untuk industri Indonesia.
?Kerja sama itu termasuk di dalamnya fasilitasi pertukaran antarlembaga mengenai rancangan atau implementasi fasilitas inovasi manufaktur kepada industri Indonesia dan pengembangan platform inovasi yang akan menjadi jembatan digital bagi produsen Indonesia dalam mengakses solusi industri 4.0,? papar Ngakan.
MoU tersebut juga mendukung penerapan Making Indonesia 4.0 guna memacu lima sektor manufaktur, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektonika. Perjanjian kerja sama ini mulai berlaku sejak tanggal ditandangani sampai dua tahun dan dapat diperpanjang kembali dalam periode waktu yang sama.
Ngakan pun optimistis, Making Indonesia 4.0 yang telah dijadikan agenda nasional akan mampu mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil sebesar 1-2% per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari baseline sebesar 5% menjadi 6-7% selama tahun 2018-2030. Selain itu, rasio ekspor netto akan meningkat kembali sebesar 10% terhadap PDB.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: