Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah menyatakan bahwa ekonomi Indonesia masih menunjukkan daya tahan (resiliency) terhadap gejolak eksternal. Pernyataan ini disampaikannya dalam?diskusi Golden Circle Club Meeting yang digelar?PT Computrade Technology International (CTI Group), Kamis (18/10/2018).
Menurut Firmanzah, daya tahan ekonomi Indonesia ini, salah satunya terlihat dari penurunan angka pengangguran dan kemiskinan. Lalu, terjaganya pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%.
"Inflasi pun di bawah 3,8%, dan realisasi investasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), tetap tumbuh" jelas dia sesuai siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (19/10/2018).
Namun begitu, ia mengingatkan, tekanan yang bersumber dari eksternal tetap perlu diwaspadai, apalagi?menjelang Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Baik tekanan yang berasal dari kenaikan suku bunga The Fed, risiko capital outlow keluar dari emerging market?termasuk Indonesia, perang dagang, dan sebagainya.
"Di tengah tahun politik, stabilitas politik harus tetap dijaga sebagai prasyarat berjalan. Masing-masing pihak perlu mengedepankan keutuhan dan kesatuan bangsa dan negara selama berkontestasi politik. Hanya melalui ini, maka ease of doing business di Indonesia akan tetap terjaga dan pencapaian target-target pembangunan ekonomi dapat terus dilakukan saat Indonesia memasuki tahun politik," pungkas Firmanzah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: