Saudi Aramco menandatangani lima perjanjian pasokan minyak mentah dengan China sebagai produsen minyak terbesar dunia, dan berusaha mendapatkan kembali posnya sebagai pemasok utama untuk konsumen minyak terbesar kedua di dunia tersebut.
Aramco menyelesaikan kesepakatan untuk mengekspor 1,67 juta barel per hari minyak ke China, yang notabene pemasok minyak utamanya adalah Rusia. Perjanjian tersebut ditandatangani pada Pameran Impor Internasional China pertama di Shanghai.
"Tidak hanya perjanjian ini belum pernah terjadi sebelumnya bagi Tiongkok, tetapi jarang ada satu negara dalam sejarah Saudi Aramco yang membeli begitu banyak minyak dari kami," ungkap perusahaan itu di situs webnya, seperti dikutip dari The National, Kamis (22/11/2018).
"Kontrak pasokan baru membuat sangat mungkin bahwa Saudi Aramco tahun depan akan menjadi pemasok terbesar China, posisi yang sama diterima Aramco dari 2006 hingga 2016," tambahnya.
Impor minyak China dalam sembilan bulan pertama tahun ini naik 6 persen menjadi 336 juta ton, atau 8,98 juta bpd, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada September, impor minyak naik ke level tertinggi empat tahun 9,05 juta bpd.
Ekonomi terbesar kedua di dunia mengimpor sebagian besar minyaknya dari Timur Tengah, Rusia, dan Afrika Barat.
"Perjanjian pasokan baru sejalan dengan fokus pada diversifikasi pelanggan, hubungan strategis dan penyadapan permintaan regional yang sebelumnya tidak dipasok oleh Saudi Aramco,? ungkap Saudi Aramco.
"Mereka sangat penting untuk mendiversifikasi basis pelanggan Saudi Aramco dan menangkap sebagian besar permintaan tambahan minyak di Tiongkok, yang akan semakin meningkat dari penyuling swasta," tambahnya.
Bulan lalu, Saudi Aramco menandatangani perjanjian awal untuk mengakuisisi saham di kilang minyak di provinsi Zhejiang, China timur.
Saudi Aramco tidak mengungkapkan nilai sahamnya dalam proyek kilang baru Petrokimia Zhejiang.
Pada bulan September perusahaan energi negara Saudi menandatangani kesepakatan jangka panjang dengan Rongsheng, sebuah perusahaan petrokimia di Zhejiang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: