Untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) dengan sebaik-baiknya, Indonesia mengedepankan prinsip pelaksanaan dengan inklusivitas, yakni melibatkan baik unsur pemerintah maupun non pemerintah seperti pelaku usaha, filantropi, organisasi masyarakat, juga akademisi dan perguruan tinggi agar semakin banyak masyarakat yang terlibat.
Demikian yang disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro dalam Kuliah Umum bertajuk ?Perguruan Tinggi dan Percepatan Pencapaian TPB/SDGs? di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (12/2) siang.
Menteri Bambang berharap Tridarma Perguruan Tinggi yaitu penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat dapat berkontribusi langsung terhadap upaya pencapaian TPB/SDGs di Indonesia.
Baca Juga: Tiga Tahun SDGs: Pentingnya Kolaborasi Multi-pihak untuk Pencapaian SDGs
"Kampus sangat berperan dalam pencapaian TPB/SDGs dan harus bisa menjadi pusat unggulan (center of excellence) di bidang keilmuan sesuai dengan kompetensi intinya (core competence), mengarusutamakan SDGs dalam proses pendidikan/pengajaran, menjadi mitra pemerintah pusat dan daerah serta pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan TPB/SDGs, serta memberi rekomendasi dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB/SDGs,? ujar Menteri Bambang.
Ia melanjutkan, Indonesia dapat mengambil best practices kontribusi perguruan tinggi dalam pencapaian tujuan TPB/SDGs dari empat kampus di kawasan Australasia, yakni Monash University, Macquarie University, Victoria University of Wellington, dan University of Technology Sydney.
"Keempat kampus tersebut telah bekerja sama dengan Sustainable Development Solution Network (SDSN) Australia/Pacific untuk menyusun guidelines yang mengatur strategi Getting Started with the SDGs in Universities.," Ia menambahkan.
Selain itu, lanjutnya, keberhasilan Royal Institute of Technology Sweden (RITS) yang menghasilkan salah satu center of excellence dengan produk bernama Data Act Lab juga patut dijadikan inspirasi.
Baca Juga: Bappenas Minta Partisipasi Sektor Swasta dalam Pencapaian SDGs
"Data Act Lab menghasilkan platform kolaborasi online atau goal tracker untuk memonitor perkembangan dan pencapaian indikator dalam masing-masing tujuan TPB/SDGs di Swedia," tukasnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, Indonesia juga harus menjadi yang terdepan dalam mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan TPB/SDGs, salah satunya melalui pendirian SDGs Center.
"SDGs Center Universitas Hasanuddin yang saya resmikan hari ini, diharapkan mampu untuk memetakan seluruh aktivitas kampus yang sudah sejalan dengan TPB/SDGs termasuk pengarusutamaan TPB/SDGs dalam mata kuliah dan Kuliah Kerja Nyata (KKN), mengembangkan kapasitas internal kampus dan membangun rasa kepemilikan terhadap TPB/SDGs, identifikasi prioritas, peluang, dan gaps dalam pelaksanaan TPB/SDGs, serta memastikan internalisasi TPB/SDGs ke dalam strategi, kebijakan dan rencana kerja universitas dapat terus berjalan,? tutur Menteri Bambang.
Berdasarkan keterangan, SDGs Center Universitas Hasanuddin juga berperan untuk mendukung inisiasi serta pembangunan jejaring kerja sama SDGs Centers pada perguruan tinggi lainya di Indonesia Bagian Timur.
Sebagi informasi, hingga Februari 2019, SDGs Center sudah berdiri di tujuh kampus, yaitu Universitas Padjajaran, Universitas Hasanuddin, Universitas Mataram, Universitas Jember, Universitas Bengkulu, Institut Pertanian Bogor, dan Institut Teknologi Bandung.
Baca Juga: Dukung SDGs, Universitas Pertamina Gelar Kompetisi Tingkat Nasional
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh