Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tingkatkan Keamanan Siber, 2 Perusahaan Ini Beri Edukasi ke BUMN dan Korporasi

        Tingkatkan Keamanan Siber, 2 Perusahaan Ini Beri Edukasi ke BUMN dan Korporasi Kredit Foto: Professtama
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Professtama Teknik Cemerlang (Professtama), perusahaan solusi teknologi sekuriti memberikan edukasi dan solusi keamanan siber kepada BUMN dan korporasi lewat Seminar & Workshop First Australian Unified Threat Management Solution, Rabu-Kamis, 27-28 Februari 2019. Professtama turut bekerja sama dengan Red Piranha, perusahaan keamanan siber asal Australia, dalam kegiatan itu.

        Kegiatan itu diadakan untuk meningkatkan keamanan siber di Indonesia. Sebab, Indonesia masih berada pada level maturing di sektor tersebut. Padahal pemanfaatan teknologi di beragam sektor semakin gencar belakangan ini.

        Founder & Chairman Professtama, Sanny Suharli mengungkapkan, "Menurut Global Cybersecurity Index (GCI) dari International Telecommunications Union (ITU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia menempati urutan ke-70, masih berada pada level maturing di keamanan siber, sementara Australia pada level leading."

        Baca Juga: Kripto Rentan Kejahatan Siber, Kaspersky Labs Kasih 5 Tips Aman

        Menurut data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Indonesia mengalami lebih dari 200 juta serangan siber. Karena itulah dibutuhkan upaya untuk mengatasi hal tersebut sebelum berdampak negatif terhadap negara ini.

        Sekretaris Jenderal Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI), Brigjen TNI (Purn) Aritonang berkata, "Melihat hal tersebut, perusahaan dan BUMN di Indonesia wajib mewaspadai serangan keamanan siber."

        Sebab, bila tak ditangani, ada sejumlah potensi kerugian yang akan muncul karena adanya serangan siber. Director of Red Piranha, Richard Baker menyebutkan total kerugian akibat ancaman siber pada 2019 diproyeksikan mencapai AUD2 triliun hingga AUD4 triliun.

        "Dalam lima tahun ke depan, angka kerugian tersebut diperkirakan dapat mencapai lebih dari AUD8 triliun," tambah Baker dalam pernyataan resmi yang diterima Warta Ekonomi, Rabu (27/2/2019).

        Lebih lanjut, dalam Top 10 Global Business Risks berdasarkan Allianz Risk Barometer 2019, insiden siber dan interupsi bisnis menempati posisi pertama dan kedua dengan takaran sama, yakni 37%. Secara global, peretasan informasi dapat menimbulkan kerugian sebesar Rp20,4 miliar hingga Rp52,7 miliar per kasus.

        Karena itu, Baker melanjutkan, "Korporasi seringkali mengabaikan betapa pentingnya proteksi yang kuat terhadap ancaman keamanan siber karena faktor biaya. Kerja sama Red Piranha dengan Professtama memungkinkan setiap UKM, korporasi, BUMN, dan Managed Service Provider di Indonesia untuk memiliki salah satu solusi keamanan siber terbaik dari Australia dengan harga yang terjangkau lewat produk unggulan kami, Crystal Eye."

        Baca Juga: Waspadai Serangan Siber Jelang Pemilu 2019

        Adapun Crystal Eye mengedepankan sistem pertahanan berlapis. Platform UTM lengkap Crystal Eye dilengkapi dengan Next Generation Firewall (NGFW), intelijen pendeteksi ancaman aktif, serta penyimpanan logaritma jangka panjang hingga 20 terabyte. Sistem intelijen pendeteksi ancaman aktif Crystal Eye mampu memproses lebih dari 14 juta indikator ancaman (IOC) per hari, dengan kemampuan analisis dan visibilitas aktual yang memungkinkan penanganan ancaman secara otomatis.

        Berdiri sejak 2015, Red Piranha merupakan manufaktur dan perancang solusi keamanan siber yang didukung AustCyber, Austrade dan Kedutaan Besar Australia. Perusahaan yang masuk Top 25 Managed Service Providers versi majalah APAC CIO OUTLOOK ini telah beroperasi di Asia Pasifik serta Amerika Serikat & Eropa, dan akan terus memperluas ekspansinya secara global.

        Sementara itu, sejak beroperasi selama 34 tahun, Professtama telah menjual lebih dari satu juta CCTV di Indonesia. Pada kuartal I 2019, mereka akan merambah segmen teknologi keamanan siber dengan memperkenalkan produk Crystal Eye, Unified Threat Management (UTM) dari Red Piranha.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: