Juru Bicara TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, mengatakan keinginan Capres Prabowo Subianto meraih kemenangan dengan selisih 25 persen adalah sesuatu halusinasi.
"Prabowo bicara kemenangan selisih 25 persen seperti sedang mengigau. Darimana menjelaskan kemenangan dengan besar itu bisa didapatkan?," ujarnya di Jakarta, Sabtu (6/4/2019).
Padahal lanjut, Ace, tidak ada satupun lembaga survei kreadibel yang mengunggulkan pasangan Prabowo-Sandiaga. Bahkan semua lembaga-lembaga survei kreadibel memenangkan pasangan Joko Widodo-KH Ma?ruf Amin dengan selisih di atas 20 persen. Kemudian rakyat juga sudah mengetahui siapa yang telah bekerja untuk rakyat dan hanya omogan saja.
Baca Juga: Jokowi dalam Posisi Bahaya
"Kepuasan publik atas kinerja Pak Jokowi semua rata-rata di angka 70 persen. Jadi sepertinya mustahil kalau dikatakan Prabowo akan menang," katanya.
Ia menambahkan, jika Prabowo menuduh pihak lawan akan mencuri suara darinya. Maka sepertinya Prabowo sedang berhalusinasi, sedang mengarang cerita yang disesuaikan dengan skenario yang konsisten selama ini. Juga mengkaitkan Pilpres dengan menganalogikan mengusir penjajah merupakan kekeliruan yang fatal.
"Pilpres itu bukan perang melawan penjajahan. Pilpres itu berfastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan dengan menawarkan program yang terbaik kepada rakyat. Bukan memanggul senjata berperang," jelasnya.
Baca Juga: Keren! Cara Sandiaga Tangkal Hoax Prabowo Anti-Shalawat
Apa yang disampaikan Prabowo sesungguhnya ingin membangkitkan militansi pendukungnya sehingga mereka bisa dimobilisasi tanggal 17 April agar para pendukungnya militan. Militansi dukungan ini merupakan provokasi dan intimidasi kepada pemilih pendukung 01.
"Cara-cara intimidasi adalah karakter pendukung 02 yg terbukti saat peristiwa kekerasan pada warga yang memakai kaos Joko Widodo di Jawa Tengah," katanya.
Selain itu, hal ini juga bagian dari skenario besar yang sedang dirancang jelang dan paska 17 April. Setelah 17 April juga kubu 02 telah berbicara tentang upaya menegasi peran MK dan mengangkat people power. Semua rakyat harus tahu skenario besar kubu 02 ini.
"Jangan kita dibodohi dengan konstruksi narasi tersebut," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim