Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan pengunaan B100 lebih hemat dibanding solar. Jika satu liter solar yang digunakan mobil hanya bisa menempuh 9,6 kilometer, B100 bisa menempuh 13,1 kilometer.
Menteri Pertanian,?Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahan bakar B100 sendiri sudah digunakan oleh sejumlah kendaraan dinas Kementan. Selain itu, Kementan juga terus melakukan uji coba penggunaan bahan bakar B100 yang berbahan sawit untuk 50 kendaraan dan alat pertanian di Kementan.
"Sampai Kilometer 6.000, mobil tidak ada masalah," katanya di Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga: B100 Bisa Hemat Devisa Puluhan Triliun Rupiah, Kok Bisa?
Ke depannya, kata Amran, alat-alat pertanian berupa traktor dan lainnya mesti pakai B100. Kementan sendiri sudah mengirim surat ke pabrikan agar menyesuaikan produksinya dengan bahan bakar B100. Meski begitu, pemerintah baru bisa memproduksi B100 sekira dia atau tiga tahun lagi. Sebab proses untuk komersil melibatkan banyak pihak.
"B100 ini tidak menghasilkan asap. Jadi, lebih sehat," tambahnya.
Di sisi lain implementasi B100 menunjukan kesiapan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit. Sebab penggunaan sawit untuk bahan B100 membuat pemerintah bisa mengontrol harga eksor-impor sehingga berujung peningakatan harga di level petani.
Misalnya jika harga sawit dunia tak menarik bagi petani, maka hasil panen mereka bisa diserap dengan harga yang kompetitif untuk dijadikan B100. Sementara jika harga ekspor naik, maka itu bisa jadi pilihan petani.
Penggunaan sawit untuk B100 sendiri sekaligus menjadi cara Indonesia melawan black campaign Eropa terhadap energi baru terbarukan ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: