Saat bisnis memanfaatkan intelijen dan perlindungan keamanan terbaru agar tetap terdepan dalam lanskap keamanan siber yang terus berkembang, Asia Pasifik terus menjadi wilayah yang menarik bagi pelaku kejahatan siber. Microsoft telah meluncurkan temuan security intelligence report (SIR) Asia Pasifik edisi 24, sebuah studi tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dunia siber di kawasan ini.
Laporan SIRv24 terdiri dari wawasan (insights) dan tren utama yang diperoleh dengan menyaring data dalam periode waktu antara Januari hingga Desember 2018 dari berbagai sumber, termasuk 6,5 triliun sinyal ancaman yang masuk melalui cloud Microsoft setiap harinya.
Baca Juga:?Serangan Malware Intai Para Freelancer, Simak 6 Tips Keamanan Siber Ini!
Insights Asia Pasifik berasal dari analisis data 15 negara, termasuk Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Laporan ini mencakup tinjauan umum tentang pembelajaran yang diperoleh dari hasil lapangan dan praktik terbaik yang direkomendasikan.
"Tidak diragukan lagi, keamanan siber adalah salah satu masalah paling mendesak bagi organisasi saat ini. Ketika serangan siber mengalami peningkatan, baik secara frekuensi maupun kecanggihannya, memahami ancaman siber yang lazim dan bagaimana membatasi dampaknya menjadi keharusan," kata Eric Lam, Direktur Cybersecurity Solutions Microsoft Asia.?
SIRv24 bertujuan untuk mengimbangi lanskap ancaman siber yang terus berkembang dengan menyoroti teknik dan perdagangan kriminal siber, serta menawarkan insights untuk meningkatkan ketahanan siber dan kesehatan keamanan siber yang menyeluruh dari suatu organisasi.
Baca Juga: Hati-Hati, Serangan Siber Mengicar Web KPU?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: