Forum Kyai dan Mubaligh Nusantara (FKMNu) menyelenggarakan Musyawarah Besar pengurus di Tangerang, tepatnya di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an pimpinan Ustaz Yusuf Mansur, Selasa (25/6/2019).
FKMNu didirikan sebagai bentuk solidaritas antara para kiai dan mubalig se-Indonesia untuk mendukung KH Ma'ruf Amin mendampingi Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Wakil Presiden Indonesia.
Ketua FKMNu, KH Abdul Mujib mengajak para kiai dan mubalig yang hadir untuk bersama-sama meneduhkan suasana pascapemilu melalui ceramah-ceramah.
"Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh kiai yang hadir dan Ustaz Yusuf Mansur selaku shohibul bait (tuan rumah)," ujar KH Abdul Mujib seperti tertulis dalam rilis yang diterima di Jakarta.
Hadir juga dalam Mubes FKMNu 2019, Pengusaha Muda Nahdlatul Ulama Witjaksono sebagai pembicara dalam pembukaan Mubes dengan membawakan tema tentang arus baru ekonomi Indonesia, senada dengan program unggulan KH Ma'ruf Amin selama proses kampanye.
Baca Juga: Pede Dilirik Jokowi, PBNU: Banyak Kader Kami Layak Jadi Menteri
"Kita harus berdaulat secara ekonomi, kita harus berdayakan ekonomi umat. Kita dukung program pemimpin negeri ini, apalagi wakil presiden kita dari NU nanti, guru kita Kiai Ma'ruf Amin," ungkap Wakil Ketua Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N).
Swasembada pangan di Indonesia diungkapkan oleh Witjaksono banyak dibantu oleh para kiai, terutama PBNU. "Sejak tiga tahun lalu, PBNU bersama Kementan telah menanam 121 ribu hektare jagung di enam provinsi di Indonesia dan akan dikembangkan menjadi 200 ribu hektare," jelas terang Ketua KorNas Program Pertanian PBNU.
Dia menambahkan, "Ini semua melibatkan jaringan Nahdliyin, kita ingin berdayakan petani kecil. Mulai dari pengaturan lahan, penyediaan bibit, dan pupuk berkualitas hingga membantu peralatan kebutuhan petani, kita sediakan. Bahkan pascapanen pun kita jaga harga jualnya agar petani memeroleh keuntungan."
Khatib Syuriah PWNU DKI Jakarta, KH Ahmad Zahari mendukung penuh pernyataan Witjaksono. "Saya mendukung program yang disampaikan Pak Witjaksono, ini jelas. Tidak perlu banyak diskusi, saya suka langsung kerja. Inilah yang namanya kerja nyata. Kita butuh yang seperti ini," tegasnya.
Selanjutnya optimisme kemajuan ekonomi Indonesia diperkenalkan secara tegas oleh Witjaksono. "Arus baru ekonomi ini, ekonomi keumatan ini bukan hal yang tidak mungkin. Sebagai bukti, tahun lalu produksi jagung di enam provinsi binaan mencapai 968.000 ton. Bila (angka) tadi dikalikan harga jagung rata-rata Rp3.200, itu mencapai Rp3 triliun. Jumlah yang besar dan harus terus dikembangkan," jelas Mas Witjak, sapaan akrabnya.
Baca Juga: PBNU Blak-blakan Minta Bangunkan RS, Universitas hingga Renovasi Kantor
Sebagai penutup, Witjaksono menyampaikan, selain jagung ia mulai mengembangkan padi, kedelai, dan hortikultura sebagai implementasi dari arus baru ekonomi Indonesia bersama pemerintah dan PBNU.
Sebagai implementasi arus baru ekonomi Indonesia, Witjaksono bertekad semakin mengembangkan kolaborasinya bersama nelayan selama ini. Targetnya, swasembada garam, peningkatan produktivitas tangkapan laut, peningkatan produktivitas akuakultur, dan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui koperasi-koperasi yang dibentuk.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: