Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Poyuono Dorong Gerindra Gabung ke Istana, Alasannya...

        Poyuono Dorong Gerindra Gabung ke Istana, Alasannya... Kredit Foto: Boyke P. Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra,?Arief Poyuono mengaku mendorong partainya untuk masuk dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Menurut Dia hal itu harus dilakukan untuk bersama-sama membantu pemerintah demi masyarakat.

        "Belum ada rapat partai (untuk gabung koalisi atau tidak), tapi saya pribadi saya mendorong agar Partai Gerindra berkoalisi membantu pemerintahan Joko Widodo demi masyarakat," kata Arief saat dikonfirmasi Okezone, Senin (15/7/2019).

        Baca Juga: Gerindra: Bagi Pihak yang Merasa Kecewa pada Prabowo Baiknya Tak Berpikiran Negatif

        Baca Juga: Reaksi FPI Soal Pertemuan Prabowo-Jokowi, Kaget!!

        Namun kata Arief, terkait usulannya itu masih terjadi pro kontra di internal partai yang jelas dirinya ingin partai berlambang burung garuda itu bisa bersama dengan pemerintah.

        "Ya di internal masih terbelah ya, ada yang masih ingin tetap oposisi, ada yang ingin koalisi, tapi yang memotori koalisi itu saya, yang memotori pertemuan pak Jokowi agar pak Prabowo bertemu juga saya yang paling mendukung," ungkapnya.

        Saat ini kata Arief, Gerindra sendiri belum menentukan sikap, apakah akan berkoalisi atau menjadi oposisi, keputusan itu nantinya akan dibahas dalam rapat partai.

        "Sikap politik Partai Gerindra ya tetap biasa aja, kita belum berbicara misalnya pada langkah kita akan berkoalisi, atau kita akan oposisi, kan belum? Itu nanti diputuskan dalam rapat partai seperti juga pak Prabowo bertemu pak Jokowi itu kan keputusan partai," ungkapnya.

        Saat disinggung mengenai pidato Prabowo saat bertemu Jokowi yang menyebut akan membantu pemerintah, Arief meminta untuk tidak disalah artikan bahwa Prabowo akan berkoalisi, sebab hal itu masih menunggu rapat partai.

        "Begini, pak Prabowo itu seorang patriot, dia bekas mantan tentara artinya dia punya kewajiban untuk membantu ketika negara memang membutuhkan, ketika negara dalam keadaan darurat, ketika negara terancam secara ekonomi dan sosial, artinya sekarang terancam nih, terjadi polarisasi di masyarakat ya kita siap membantu menyatukan kembali," paparnya.

        "Jangan diartikan misalnya membantu ikut dalam kabinet nah itu mah belum belum, belum ada dalam pembicaraan kita, belum ada pembahasan, begitu juga kan saya, saya adalah elite pertama Gerindra yang pertama kali mendorong pertemuan itu dari seluruhnya," tutup Arief.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: