Beijing Klaim Insiden Tiananmen Tak Akan Terulang di Hong Kong, Jika...
Insiden Tiananmen tidak akan terulang bila pemerintah China bertindak untuk meredam protes pro-demokrasi di Hong Kong. Klaim Beijing itu dilontarkan media pemerintah, Global Times hari Jumat (16/8/2019).?
Insiden berdarah Tiananmen adalah tindakan keras militer Beijing terhadap demonstran pro-demokrasi pada 4 Juni 1989 yang selama ini dianggap tabu di China.
Media pemerintah itu menyatakan negara sudah memiliki metode yang lebih canggih daripada yang digunakan 30 tahun lalu untuk menghancurkan protes di ibu kota.
"Insiden di Hong Kong tidak akan menjadi pengulangan insiden politik 4 Juni pada tahun 1989," bunyi editorial Global Times.
Lanjut keterangan itu dinyatakan China yang sekarang kemampuannya jauh lebih kuat dan lebih dewasa untuk bisa mengelola situasi yang kompleks ini.
"China jauh lebih kuat dan lebih dewasa, dan kemampuannya untuk mengelola situasi yang kompleks telah sangat ditingkatkan," lanjut editorial tersebut.
Hong Kong telah diguncang demonstrasi rusuh selama 10 minggu terakhir. Demo itu untuk menuntut dibuangnya rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang statusnya saat ini ditangguhkan. Jika disahkan oleh parlemen, yang mayoritas suara dikuasai politisi pro-China, maka tersangka kriminal bisa diekstradisi ke China untuk diadili dan dihukum.
Gencarnya propaganda dan peringatan keras telah memicu kekhawatiran bahwa Beijing kemungkinan akan mengintervensi secara militer di kota semi-otonom tersebut.
Beberapa hari lalu, puluhan tank dan kendaraan militer lapis baja bergerak di kota Shenzhen yang berada di seberang Hong Kong. Hanya butuh 1,5 jam untuk perjalanan dari Shenzhen ke Hong Kong.
Insiden Tiananmen dipicu demo berminggu-minggu yang dipimpin para mahasiswa di alun-alun Beijing. Demo berakhir ketika militer mengerahkan tank-tank tempur untuk menindak demonstran. Foto-foto tindakan keras itu jadi sorotan dunia. China tidak pernah bersedia merilis laporan jumlah korban jiwa dalam insiden berdarah Tiananmen.
Diskusi tentang "insiden 4 Juni" sangat disensor di China, dan hanya sedikit orang China yang nyaman dengan foto-foto insiden yang begitu terkenal di seluruh dunia tersebut.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat John Bolton pada hari Kamis memperingatkan China untuk tidak menciptakan insiden "Tiananmen Square" baru dalam menanggapi protes di Hong Kong.
Beijing sendiri telah berulang kali menyalahkan "pihak asing" karena menimbulkan masalah di kota yang dikembalikan dari Inggris pada tahun 1997.
"AS tidak akan dapat mengintimidasi China dengan menggunakan gejolak 30 tahun yang lalu," imbuh editorial Global Times merespons pernyataan Bolton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: