China Kasih Sanksi US$2,4 Miliar ke AS, Damai Dagang Batal Lagi?
Pemerintah China menyatakan tengah mempertimbangkan sanksi balasan senilai US$2,4 miliar kepada Amerika Serikat (AS). Sanksi tersebut diberikan karena AS dinilai gagal mematuhi keputusan World Trade Organization (WTO).?
Melansir dari Reuters, Hakim banding WTO menemukan fakta bahwa AS tidak sepenuhnya mematuhi peraturan badan perdagangan mengenai tarif yang dikenakan pada produk panel surya, menara angin, dan tabung baja asal China. Dengan begitu, China berpeluang untuk menjatuhkan sanksi balasan jika Washington tidak menghapus tarif tersebut.?
Baca Juga: Rupiah Numero Uno di Asia dan Dunia, Dolar AS Lewat!
Meski China telah mengantongi izin untuk mencari sanksi kompensasi tersebut sejak Agustus, AS menilai bahwa temuan WTO itu tidak sah dan menganggapnya sebagai interpretasi hukum yang salah dalam perselisihan.
Wakil Direktur Jenderal WTO yang juga berkebangsaan AS, Alan Wolff, enggan berkomentar atas kejadian tersebut. Namun, ia mengaku tetap yakin pada relevansi WTO. Hal itu tercermin ketika para anggota terus mengajukan kasus kepada WTO yang menunjukkan keyakinan mereka bahwa kebuntuan pahit atas proses penyelesaian sengketa WTO akhirnya bisa diselesaikan.
Baca Juga: China dan Inggris Stop Dulu Ya, Sekarang Giliran Perang Dagang AS-Uni Eropa Nih!
"WTO...tidak bisa mencegah perang dagang, tetapi itu bisa menjadi bagian dari solusi," jelas Alan.
Di sisi lain, pihak China menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk mengakhiri perang dagang dengan AS. Namun, Wakil Menteri Luar Negeri China, Le Yucheng, menilai bahwa upaya tersebut dapat berhasil hanya jika kedua pihak saling terbuka, saling menghormati, dan saling bekerja sama.?
"Selama kita saling menghormati dan mencari kerja sama yang setara, tidak ada perbedaan pendapat yang tidak dapat diselesaikan antara China dan AS. Kami tidak ingin mengambil apa pun dari orang lain. Tidak ada yang namanya China menggantikan siapa pun atau mengancam siapa pun," tegasnya lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih