Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rencana IPO Tahun Depan, Ternyata Startup Penginapan Daring Ini Masih Rugi Triliunan

        Rencana IPO Tahun Depan, Ternyata Startup Penginapan Daring Ini Masih Rugi Triliunan Kredit Foto: Reuters/Yuya Shino
        Warta Ekonomi, Surakarta -

        Airbnb ingin melantai di bursa tahun depan, namun perusahaan itu masih alami kerugian. Melihat hal yang terjadi pada Uber dan Lyft tahun ini, rencana IPO Airbnb diprediksi tak akan berjalan lancar.

        Kerugian operasional Airbnb mencapai US$306 juta (sekitar Rp4,3 triliun) pada kuartal pertama, dua kali lipat dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pengeluaran perusahaan itu juga meningkat signifikan menjadi US$367 juta, naik 58% dari tahun sebelumnya untuk kebutuhan oenjualan dan pemasaran.

        ?Hal itu dilakukan untuk persiapan melantai di bursa,? kata perusahaan, dikutip dari Fox Business, Selasa (22/10/2019).

        Baca Juga:?Dahsyat!! Pertumbuhan Airbnb Turunkan Tarif Hotel dan Hunian (I)

        Baca Juga: Dahsyat!! Airbnb Menghilangkan Potensi Pendapatan Hotel Konvensional (II)

        Biaya untuk kuartal itu pun tumbuh 47%, berpotensi menghasilkan masalah pada IPO jika pertumbuhan perusahaan tak mengimbangi nilainya. Kenaikan dalam pengeluaran iklan mengindikasikan, perusahaan sulit mempertahankan loyalitas pelanggan.

        Ketika dimintai keterangan, Juru Bicara Airbnb tak segera menjawabnya.

        Margin kotor tumbuh sekitar 66,6%, lebih rendah 68,7% dari margin tahun sebelumnya. Sementara, laba operasinya pada 2018 mencapai 18,7 juta, sebelum dikenakan bunga dan pajak.

        Wall Street memang jadi berhati-hati setelah yang terjadi pada IPO Uber dan Lyft yang tergolong gagal. Kedua saham perusahaan itu turun sejak debutnya karena kecemasan mengenai profitabilitas berkelanjutan. Sebab keduanya terkenal dengan sistem ?bakar uang?.

        Uber membukukan kerugian US$5,2 miliar pada kuartal kedua, angka terbesar sejak 2017. Sementara, Lyft merugi lebih dari US$644 juta.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: