Kementerian Pariwisata dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF?kembali merealisasikan penyaluran pembiayaan homestay berupa Program Kemitraan di kawasan destinasi pariwisata. Kali ini, Desa Kuta, Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) dipilih sebagai salah satu dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). Hal tersebut diwujudkan melalui penandatanganan perjanjian penyaluran Program Kemitraan Pembiayaan Homestay pada Kamis (24/10) oleh Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman, dan Ketua BumDes Kuta, Mandalika, NTB, Emur.?
Penandatanganan ini disaksikan oleh Ketua Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata, Anneke Prasyanti, Kepala Bidang Investasi Destinasi Pariwisata Prioritas, Nurwan Hadiyono, Kasubdit Kekayaan Negara Dipisahkan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Muhamad Nahdi, Kepala Desa Kuta, Mandalika, Mardan, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kuta, Lalu Maulidin, serta para tokoh mayarakat.
Baca Juga: Asensi?Kemenpar Kerja Sama Promosikan Wonderful Indonesia
Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari MoU kerja sama Pelaksanaan Dukungan Pembiayaan Pondok Wisata atau homestay di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang sebelumnya sudah ditandatangani antara Kemenpar dan PT SMF pada (9/7/2019) di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Penyaluran Program Kemitraan kepada masyarakat di Desa Kuta, Mandalika dilakukan melalui Lembaga Penyalur dan pemberdayaan Lembaga Penyalur pada area DPP. Di dalam prosesnya, Kemenpar dan SMF melakukan ?pendampingan kepada Lembaga Penyalur dalam rangka capacity building dan peningkatan peran serta masyarakat setempat.
Anneke Prasyanti menjelaskan, alasan pemilihan Desa Penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Mandalika, salah satunya Desa Kuta sebagai lokasi yang akan difasilitasi pembiayaannya sesuai hasil mapping yang telah dilakukan di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, terutama menyangkut potensi pariwisata di dalamnya. "Apalagi Mandalika akan menjadi tuan rumah Moto GP di 2021, pasti kebutuhan penginapan juga akan meningkat. Lebih baik masyarakat sekitar yang ambil kesempatan agar terkena dampak positifnya," papar Anneke Prasyanti dalam keterangan tertulis, Kamis (24/10/2019).
Lanjutnya, homestay adalah usaha yang mudah dan murah karena memanfaatkan hunian pribadi. Pemanfaatan dana Program Kemitraan ini diharapkan dapat mendukung perbaikan/pembangunan homestay yang kriterianya melekat dengan ciri khas rumah Lombok.
Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman, mengatakan bahwa program pembiayaan homestay ini adalah bagian dari komitmen SMF membantu program pemerintah mengembangkan destinasi wisata nasional. "SMF berharap masyarakat dapat memanfaatkan pembiayaan homestay ini untuk membangun/memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik dan menciptakan lapangan kerja," ungkap Trisnadi.
Baca Juga: Kembangkan Digitalisasi Bisnis Pariwisata, Kemenpar Teken MoU dengan Blibli.com
Pengembangan homestay di destinasi pariwisata ini selaras dengan amanat Presiden Republik Indonesia yang mengharapkan pariwisata Indonesia dapat terus diperkuat dan dikembangkan menjadi sektor strategis dan pilar pembangunan perekonomian nasional.?Selain itu, pariwisata Indonesia juga diharapkan dapat mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta dan pergerakan wisatawan nusantara sebesar 275 juta perjalanan pada tahun 2019 ini.
Adapun sebelumnya, pada 11 Februari 2019, sebagai langkah awal Kemenpar dan SMF telah melakukan penyaluran Program Kemitraan homestay bekerja sama dengan BUMDes di dua destinasi wisata lain yakni Desa Wisata Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah dan Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum