Menristek Sebut Jumlah Startup Indonesia Kalah dari Negara. . .
Pertumbuhan perusahaan rintisan atau startup di Indonesia tumbuh secara pesat seiring dengan berkembangnya teknologi. Meski demikian, jumlah startup di Indonesia masih kurang jika dibandingkan dengan negara lain.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro membandingkan jumlah startup di Indonesia dengan startup di negara lain. Meski tidak menyebutkan negara mana yang dibandingkan, ia memaparkan bahwa Indonesia perlu menggenjot jumlah startup.
"Kami ditunjukkan data bagaimana suatu negara dengan penduduk 8 juta, memiliki startup jauh di atas Indonesia yg baru seribuan. Padahal negara itu sudah seratus ribu, enterpreneurship kita perlu ditingkatkan," ujar Bambang di Gedung Kementerian Riset dan Teknologi, Selasa (29/10/2019).
Baca Juga: Jabat Menristek, Bambang Ingin R&D Kontribusi ke Dunia Usaha
Tambahnya, ia menuturkan bahwa startup yang sudah unggul baru ada 30. Menurutnya, dukungan melalui pendanaan mampu mengembangkan startup tersebut.
"Startup yang sudah ada bagaimana caranya kita tingkatkan. Mereka bisa ditingkatkan kalau dapat dukungan lewat investor. Naik dari private equity maupun venture capital, ada pemodal lain," katanya.
Pertumbuhan startup dari segi jumlah masih jadi prioritas yang akan digarap oleh Kemenristek. Ia mengakui tidak semua startup akan berhasil. Namun, ia berharap startup yang sudah unggul dapat naik kelas.
"Kita harapkan lebih banyak unicorn, decacorn. Tapi ya harus dari awalnya, yang penting startup harus banyak dulu. Memang tidak semua berhasil, tapi yang berhasil itu diharapkan naik kelas," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti