Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tren Pendanaan Anjlok, Ini Strategi Startup 2025 Agar Tetap Dilirik Investor

Tren Pendanaan Anjlok, Ini Strategi Startup 2025 Agar Tetap Dilirik Investor Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para startup di Indonesia kini menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan pendanaan di tengah semakin selektifnya investor. Untuk tetap kompetitif di tahun 2025, perusahaan rintisan harus berbenah dengan menerapkan transparansi serta tata kelola keuangan yang lebih baik.

Hal ini menjadi topik utama dalam diskusi panel bertajuk "Investment Outlook 2025", yang digelar oleh Aspire, Endeavor Indonesia, OCBC Ventura, dan Trihill Capital di Flow, Midplaza, Jakarta.Diskusi membahas tren pendanaan startup serta peluang bisnis yang menjanjikan di 2025.

Partner Trihill Capital, Anthony Tjajadi, mengungkapkan bahwa bisnis berbasis konsumen masih menjadi pilihan utama bagi investor karena stabilitasnya lebih terjamin.

"Pada tahun 2025, kami terus melihat potensi investasi di pelbagai sektor industri, termasuk consumer, khususnya pada bisnis dengan unit ekonomi yang solid dan product-market fit yang jelas. Mengingat basis industri dan konsumen Indonesia yang besar dan terus berkembang, bisnis yang dijalankan dengan landasan operasional yang baik akan menawarkan peluang perkembangan yang menjanjikan," ujar Anthony.

Baca Juga: Ekonom Soroti Menurunnya Investasi ke Startup Digital Lokal, Indonesia Ditinggalkan?

Sementara itu, Partner Intudo dan Endeavor Ambassador Patrick Yip menambahkan bahwa sektor F&B dan media kreatif, seperti Common Grounds dan Visinema, tetap menarik bagi investor karena mampu mempertahankan pertumbuhan bisnis yang stabil.

Adapun Managing Director OCBC Ventura, Darryl Ratulangi, menilai bisnis berbasis pengalaman (experience-based business) semakin diminati karena perubahan pola konsumsi masyarakat yang kini lebih mementingkan pengalaman bernilai dibandingkan sekadar kepemilikan barang.

Meski peluang bisnis masih terbuka, startup dituntut untuk lebih transparan dalam tata kelola keuangan agar dapat menggaet investor. Para panelis sepakat bahwa ada tiga faktor utama yang kini menjadi perhatian investor sebelum mengucurkan dana, yakni transparansi, tata kelola keuangan yang baik, serta keberlanjutan model bisnis.

Baca Juga: Ekosistem Startup Indonesia Lebih dari Tumbuh Pesat

Laporan Tech in Asia menunjukkan bahwa total investasi ke startup Indonesia pada 2024 hanya mencapai sekitar USD 770 juta, turun drastis 58% dari USD 1,84 miliar pada 2023. Tren ini semakin menegaskan bahwa startup harus menerapkan prinsip keuangan yang lebih disiplin demi meningkatkan kepercayaan investor.

Anthony Tjajadi menegaskan bahwa investor kini lebih berhati-hati dalam memilih startup. "Di iklim investasi saat ini, para founder perlu lebih bersabar dan fokus untuk terus menunjukkan pertumbuhan bisnis yang jelas dan terukur untuk berhasil mendapatkan pendanaan dari investor. Sudah seharusnya investor lebih selektif, membutuhkan bukti traction yang kuat dan konsisten sebelum berkomitmen. Akibatnya, pre-product founder akan semakin jarang, seiring fokus yang bergeser ke percepatan pertumbuhan."

Founder startup juga didorong untuk lebih selektif dalam memilih investor. Pendanaan yang diberikan harus memiliki nilai tambah, baik dalam bentuk akses jaringan, mentorship, maupun dukungan strategis, bukan sekadar mengejar valuasi tinggi atau status unicorn.

Kolaborasi dan Teknologi sebagai Solusi

Untuk meningkatkan transparansi, startup perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk platform keuangan digital seperti Aspire. GM & VP Sales Aspire, Ferdy Nandes, menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan memperbaiki tata kelola keuangan.

"Aspire siap mendampingi startup melalui solusi keuangan digital yang mempermudah founder dalam menyusun laporan keuangan yang akurat dan terpercaya. Tidak hanya di Indonesia, Aspire juga berkomitmen untuk mendukung startup di mancanegara seiring dengan rencana ekspansi global kami," ujar Ferdy.

Baca Juga: Berpotensi jadi Pemain Utama, Menteri UMKM Siap Perkuat Ekosistem Startup Nasional

Di sisi lain, komunitas wirausahawan global seperti Endeavor turut berperan dalam membangun ekosistem startup yang lebih sehat. Endeavor mendorong para startup untuk aktif dalam mentoring dan membangun jaringan, baik di tingkat lokal maupun global, guna memperkuat strategi bisnis yang lebih berkelanjutan.

Managing Director OCBC Ventura, Darryl Ratulangi, menambahkan bahwa founder harus memahami karakter investor agar dapat memilih mitra strategis yang memiliki keahlian serta komitmen terhadap pasar Indonesia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: