Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kliring Berjangka Jalin Kemitraan Komoditas Lada dengan Bursa Berjangka Jakarta

        Kliring Berjangka Jalin Kemitraan Komoditas Lada dengan Bursa Berjangka Jakarta Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), dari tahun 2015 sampai 2019, terjadi peningkatan dalam produksi Lada. Tahun 2015, produksi lada mencapai 81.501 ton. Jumlah tersebut diproyeksikan meningkat menjadi 89.617 ton pada tahun 2019. Pencapaian produksi tersebut, masih menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil lada terbesar kedua di dunia.

        Saat ini,? Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Lampung merupakan produsen utama lada putih (Muntok White Pepper) dan lada hitam (Lampung Black Pepper) yang cukup besar. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, produktivitas lada di Bangka Belitung mencapai 1,25 ton per hektar. Hal ini menjadikan Bangka Belitung menjadi penyumbang produksi lada terbesar yang mencapai 39% dari total produksi lada nasional.??

        Baca Juga: Hilirisasi: Kunci Genjot Konsumsi Domestik dan Ekspor Lada

        Perlu diketahu, peningkatan produksi lada nasional, ternyata berbanding terbalik dengan harga lada di pasaran. Berdasarkan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, harga lada mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu,?perlu sebuah langkah strategis dari para stakeholder yang tidak hanya bertujuan untuk menjaga kestabilan harga, tetapi juga dalam upaya memaksimalkan nilai komoditas lada tersebut.?

        Langkah strategis yang telah dilakukan oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dengan mnjalin kemitraan strategis tata niaga komoditas lada dengan Bursa Berjangka Jakarta dan PT Wahana Inspirindo Sejahtera.

        Penandatanganan Memorandum of Understanding ini, dilakukan oleh Fajar? Wibhiyadi (Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia), Donny Raymond (Direktur Bursa Berjangka Jakarta), dan Dede Iswanto (Direktur PT Wahana Inspirindo Sejahtera), disaksikan oleh Himawan Purwadi (Kepala Bagian Penguatan dan Pengawasan Pasar lelang komoditasi), di Pangkal Pinang, Jumat (22/11/2019).

        Baca Juga: Dorong Efektivitas Kinerja, Kliring Berjangka Indonesia Terapkan Aplikasi Wideboard

        Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia mengatakan, ?Kerja sama ini tentu merupakan sebuah sinergi strategis, yang kedepan diharapkan mampu menjadi solusi atas problem klasik yang dihadapi petani dan pemilik komoditas lada kita, khususnya terkait harga dan nilai komoditas. Dengan kerjasama ini, ke depan akan dilakukan langkah optimalisasi potensi komoditas lada bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), serta Mendukung usaha-usaha pengembangan tata niaga komoditas lada sesuai harapan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung?

        Dalam kerja sama ini, komoditas lada akan diperdagangkan dalam bentuk pasar fisik di Bursa Berjangka Jakarta, dan PT Kliring Berjangka Indonesia akan bertindak sebagai lembaga Kliring dan Penjaminan Transaksi, sedangkan PT Wahana Inspirindo Sejahtera akan menyediakan sarana dan prasarana komoditas lada dalam hal ini Merk Muntok White Pepper (WMP)

        Baca Juga: Dorong Efektivitas Kinerja, Kliring Berjangka Indonesia Terapkan Aplikasi Wideboard

        Fajar Wibhiyadi, menambahkan, ?Ke depan, tata niaga lada tidak langsung dari petani ke pengumpul, namun komoditas ini akan diarahkan untuk diperdagangkan dalam bentuk pasar fisik lada di Bursa Berjangka Jakarta. Masuknya pasar fisik lada ke Bursa Berjangka Jakarta, tentu akan lebih memberikan pilihan bagi para investor. Selain itu, kami juga mendorong petani dan pemilik komoditas Lada untuk memanfaatkan Sistem Resi Gudang, dimana PT Kliring Berjangka Indonesia menjadi Pusat Registrasi Resi Gudang?.

        Data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menunjukkan, sepanjang tahun 2017 sampai bulan Oktober 2019, Resi Gudang yang diterbitkan untuk komoditas lada hanya mencapai Rp. 566 juta,? dari total Resi Gudang sebesar Rp114,6 Miliar.

        Fajar Wibhiyadi menambahkan, ?Besaran resi gudang yang ada tersebut, masih sangat kecil. Apalagi dengan melihat kapasitas produksi lada putih Bangka Belitung atau Muntok White Pepper cukup bersar. Kami optimis, dengan masuknya lada putih muntok ke pasar fisik di Bursa Berjangka Jakarta, akan memberikan nilai tambah tidak hanya bagi petani, namun juga bagi perekonomian nasional?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: