Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kapan Indonesia Bisa Nikmati Internet 10x Lebih Cepat dari 4G? Tunggu Masalah Ini Kelar Dulu!

        Kapan Indonesia Bisa Nikmati Internet 10x Lebih Cepat dari 4G? Tunggu Masalah Ini Kelar Dulu! Kredit Foto: The Verge
        Warta Ekonomi, Surakarta -

        Apa yang menghambat kehadiran teknologi 5G di Indonesia? Menurut pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi, penerapan jaringan 5G di Indonesia masih terkendala pemilihan frekuensi.

        Ini bukan kali pertama hal tersebut terjadi. Heru bercerita, hal yang sama sudah Indonesia alami saat transisi dari jaringan 2G ke 3G. Pada 2006, Indonesia masih mengandalkan sinyal GPRS dan Edge (2G) karena operator belum berani meluncurkan jaringan 3G.?

        Karena, saat itu daya beli konsumen masih rendah, begitu pula dengan penetrasi internet. "2006 itu (pertimbangannya) khawatir laku (atau) tidak, tapi beruntung dalam perkembangannya (pengguna internet) sudah mengenal Friendster ke Facebook," kata Heru di Labuan Bajo.

        Baca Juga: Cihuy, Indonesia Dilirik Perusahaan China yang Mau Kembangkan Jaringan 5G Nih!

        Selain daya beli dan penetrasi internet, ketiadaan frekuensi juga menjadi kendala masuknya jaringan 3G ke Indonesia. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah memindahkan frekuensi Smartfren dan Flexi yang mengisi 900 Mhz.

        Heru berujar, "Flexi ke 800 Mhz dan Smartfren ke 2100 Mhz. Kemudian kita bisa pakai 3G."

        Yang menarik, saat 4G akan diterapkan pun, Indonesia dihadapkan dengan masalah juga. Awalnya, frekuensi 2,3 Ghz yang akan dipakai, tapi karena itu tak umum secara internasional, pemerintah pun mengganti frekuensinya.

        "Pemerintah mengubah frekuensi 900 Mhz untuk 4G," imbuhnya.

        Dengan isu yang sama, jaringan 5G juga terhalang oleh frekuensi. Indonesia sendiri telah melirik sejumlah kandidat frekuensi, dari 3,5 Ghz; 26 Ghz; hingga 28 Ghz. Yang menjadi masalah, frekuensi 3,5 Ghz masih diisi oleh satelit; padahal itu merupakan frekuensi utama secara global.

        Untuk 26 Ghz dan 28 Ghz, jangkauan mereka tergolong kecil sehingga cuma bisa dipakai dalam skala kecil, layaknya industri manufaktur dan?Internet of Things (IoT).?

        Menurut Heru, pemilihan frekuensi 5G pun harus dipertimbangkan dari pilihan frekuensi di negara lain. "Secara global, frekuensi utama itu 3,5 Ghz dan 2,5 Ghz yang bersifat?mobile. Tapi 2,5 dipakai satelit Telkom sedangkan 2,5 dipakai televisi langganan. Sementara 700 Mhz belum?clear. Harus ada upaya untuk memilih salah satu frekuensi utama itu," pungkasnya.

        Sekadar informasi, jaringan 5G dikatakan akan memiliki kekuatan 10 kali lebih cepat dari jaringan 4G yang ada saat ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: