Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rencana Investasi Home Depot Tekan Margin 2020

        Rencana Investasi Home Depot Tekan Margin 2020 Kredit Foto: Unsplash/Andrew Neel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Toko retail perbaikan rumah nomor 1 di AS, Home Depot Inc, memperkirakan penjualan tahun depan di bawah ekspektasi Wall Street. Investasi besar dalam program perbaikan online akan menekan margin tahun depan.

        Dalam konferensi investor dan analis, Chief Financial Officer Richard McPhail mengatakan bahwa 2020 diharapkan menjadi tahun puncak investasi untuk program "One Home Depot" senilai US$11 miliar. Program One Home Depot pertama kali diumumkan pada 2017. Tujuannya untuk mengintegrasikan e-commerce dan toko-tokonya. Perusahaan ini akan mengeluarkan biaya untuk renovasi toko, pengiriman, dan investasi dalam penawaran profesional perusahaan.

        Baca Juga: Wall Street Menguat, AS-China Baikan?

        Total investasi perusahaan dalam inisiatif pertumbuhan pada 2020 sebesar US$3,9 miliar. Meningkat dibandingkan tahun 2019 US$3,6 miliar dan tahun 2018 US$3,3 miliar. "Setelah 2020, tingkat investasi ini akan menurun dan manfaat dari investasi kami akan meningkat," ujar McPhail, dikutip Reuters, Rabu (11/12/2019).

        Menurut Home Depot, pencurian barang (inventory theft) diperkirakan akan membebani margin tahun depan. Dalam transkrip pertemuan tersebut, Kepala Eksekutif Craig Menear mengatakan kepada investor bahwa peningkatan pencurian tersebut mungkin ada hubungannya dengan krisis opioid.

        "Pencurian barang terjadi di mana saja di toko-toko retail. Kami pikir ini ada hubungannya dengan krisis opioid, tapi kami belum pasti," kata Menear, dikutip USA Today, Rabu.

        Menear mengatakan, para pencuri mengambil barang senilai US$16,5 juta dari gudang yang digunakan bersama beberapa toko retail. Akibatnya, Home Depot mengalami kerugian US$1,4 juta. Menurut the Society of Actuaries, krisis opioid diperkirakan telah membebani ekonomi Amerika sebesar US$631 miliar dari 2015-2018.

        Agar tak beralih ke kompetitor, Lowe's Cos Inc dan toko online, Home Depot menambahkan loker otomatis di toko-tokonya untuk pembeli yang ingin mengambil pesanan mereka. Menurut analis di pialang Edward Jones, Brian Yarbrough, kembalinya Lowe?s Cos akan membuat Home Depot kesulitan mendapatkan pangsa pasar.

        Home Depot telah mempersingkat waktu pengiriman dan mengembangkan situs web yang lebih ramah pengguna. Bulan lalu, strategi One Home Depot belum terlalu berhasil. Alhasil, perusahaan ini mengurangi perkiraan penjualan 2019 untuk kedua kalinya.

        "Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuka nilai pengalaman One Home Depot. Kami mungkin agak ambisius dengan kecepatan manfaatnya yang terlihat pada 2019," kata Menear.

        Perusahaan ini memperkirakan penjualan awal tahun fiskal 2020 dan pertumbuhan penjualan totalnya sekitar 3,5 hingga 4 persen. Menurut data IBES dari Refinitiv, analis rata-rata memperkirakan pertumbuhan penjualan berada di sekitar 4,3 persen.

        Home Depot memperkirakan margin operasi sekitar 14 persen pada tahun fiskal 2020, di bawah target 14,4 hingga 15 persen yang ditetapkan pada 2017. Saham perusahaan ini berakhir turun hampir 2 persen per US$212, naik sekitar 26 persen tahun ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lili Lestari
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: