Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gali Lubang Tutup Lubang: Garuda Cari Utang Buat Bayar Utang! Nilainya Menantang!

        Gali Lubang Tutup Lubang: Garuda Cari Utang Buat Bayar Utang! Nilainya Menantang! Kredit Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Terlepas dari kasus Ari Askhara yang kontroversial, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tengah berupaya untuk mencari pendanaan dengan nilai mencapai US$900 juta atau setara dengan Rp12,6 triliun.?

        Penghimpunan dana sebesar itu dilakukan bukan tanpa alasan. Umpama peribahasa gali lubang tutup lubang, Manajemen Garuda mengaku, dana tersebut nantinya akan digunakan perusahaan untuk membayar utang yang hingga kini masih menjadi tanggungan Garuda.?

        Baca Juga: Gakuku Men! Saham Dato' Sri Tahir Bikin Cuan Gede-Gedean!

        Berkenan dengan itu, Garuda menyiapkan tiga opsi pembiayaan, yakni melalui penerbitan global sukuk senilai US$750 juta, private placement obligasi senilai US$750 juta, atau bisa juga melalui skema peer to peer lending senilai US$500 juta. Perihal opsi mana yang akan digunakan, Garuda masih perlu menunggu persetujuan dari pemegang saham melalui RUPSLB yang akan digelar pada 22 Januari 2020 mendatang.

        Baca Juga: Wah, Wah! Dana CSR Garuda Dipakai IKAGI?

        "Guna mendapatkan hasil yang optimal, Garuda akan melakukan salah satu atau kombinasi dari ketiga jenis rencana transaksi dengan maksimal nilai total keseluruhan adalah sebesar US$900 juta," jelas Manajemen Garuda secara tertulis, Jakarta, Rabu (18/12/2019).

        Sebagai informasi, sampai dengan akhir tahun 2018 lalu, Garuda masih membukukan beban utang yang akan jatuh tempo dalam setahun dengan nilai mencapai US$1,63 juta dan utang dengan jatuh tempo di atas satu tahun nilainya mencapai US$77 juta.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: