Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        China Terus Ngelak Penjarakan 1 Juta Muslim Uighur, Faktanya Mengerikan!

        China Terus Ngelak Penjarakan 1 Juta Muslim Uighur, Faktanya Mengerikan! Kredit Foto: Maza Inside
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Duta Besar China untuk Australia menegaskan bahwa berita mengenai penahanan satu juta etnis Muslim Uighur merupakan berita palsu.

        Dalam sebuah konferensi pers yang jarang terjadi di Kedutaan Besar China di Canberra, Cheng Jingye mengklaim bahwa penahanan massal di Xinjiang tidak ada hubungannya dengan hak asasi manusia, dengan agama, dan tidak berbeda dengan tindakan anti-terorisme yang dilakukan oleh negara lain.

        Cheng juga membela penahanan China terhadap penulis Australia Yang Hengjun mengklaim bahwa kesehatannya baik dan hak-haknya dilindungi meskipun faktanya ia belum memiliki akses ke pengacaranya.

        Baca Juga: Sadis, Cendekiawan Uighur Dipenjara China Sebab Dituduh Ekstremis

        Ketika ditanya mengenai kritik Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne terhadap penahanan massal Muslim Uighur, Cheng menjawab masalah yang terkait dengan Xinjiang adalah urusan dalam negeri China.

        Dia mengklaim laporan bahwa satu juta orang Uighur dalam tahanan adalah benar-benar berita palsu dan kemudian memutar video propaganda untuk menyatakan tindakan itu merupakan respons terhadap 20 tahun kekerasan di Xinjiang.

        "Serangan dan kekerasan itu, sejumlah besar orang tak bersalah dan juga membawa kerusakan besar pada properti. Pemerintah setempat telah mengambil langkah-langkah sulit untuk menindak terorisme atau kekerasan itu," ujar Cheng dilansir The Guardian, Kamis (19/12/2019).

        "Pada saat yang sama, mereka sudah mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatasi penyebab mendasar dari serangan itu," imbuhnya.

        Cheng memastikan bahwa kamp-kamp penahanan tersebut adalah pusat-pusat pendidikan yang ditujukan untuk deradikalisasi dan mengajarkan keterampilan kejuruan termasuk pengetahuan hukum dan bahasa Mandarin.

        Cheng mengatakan sejak kamp pendidikan ulang ada, penyebaran ekstremisme telah secara efektif diatasi dan tidak ada kasus kekerasan atau terorisme dalam tiga tahun terakhir.

        Baca Juga: Masih Ada Penindasan Muslim Uighur di China, Ini Sikap Indonesia

        "Jadi, apa yang telah dilakukan di Xinjiang tidak memiliki perbedaan dengan apa yang negara-negara lain, termasuk negara-negara Barat, lakukan untuk memerangi terorisme," tegasnya.

        Foto-foto satelit mengungkapkan bahwa puluhan kuburan di wilayah barat laut China telah dihancurkan dalam dua tahun terakhir serta pembongkaran situs-situs keagamaan Islam.

        Cheng mengatakan ada 20.000 masjid dan 29.000 ulama Islam di Xinjiang dan mengklaim kamp-kamp tersebut tidak ada hubungannya dengan agama.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: