Politisi Partai Demokrat Andi Arief mempertanyakan kinerja Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait banjir yang mengepung sejumlah wilayah di Jabodetabek. Bahkan, ia menuding BMKG tidak cepat tanggap dalam memberikan antisipasi terkait prediksi cuaca dan potensi banjir.
Menurut dia, seharusnya BMKG yang bertugas memprediksi cuaca dapat memberi imbauan jauh-jauh hari, bencana banjir ini bisa diantisipasi.
"Banjir Jakarta ini yang perlu dipertanyakan adalah BMKG. Harusnya dengan kecanggihan peralatan, metode dan mempertimbangkan siklus, bisa menghitung potensi curah hujan," cuitnya dalam akun Twitter pribadinya, Kamis (2/1/2020).
Baca Juga: Pak Jokowi, Pak Anies, dan Pak Basuki, Sesama UGM, Ojo Gelut!
Baca Juga: Kerja Sampai Banjir Surut, Cetus Anies: Bahagia Warga Jadi Obat Lelah
Lanjutnya, ia menambahkan bahwa Pemprov DKI Jakarta tidak mungkin mampu memprediksi cuaca dan menghitung debit air yang akan turun di wilayahnya sehingga BMKG yang harus melakukannya.
"Pemda DKI tak mungkin bisa menghitung air. Harusnya sistem berjalan dengan masyarakat dipersiapkan," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika bencana di Indonesia bisa diprediksi kapan datanganya dengan teknologi dan metode canggih. Sambungnya, terbukti, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mampu menekan korban letusan gunung api selama beberapa tahun terakhir.
Karena itu, ia menyebut Pemda DKI Jakarta dan BMKG bersinergi dengan warga untuk menanggulangi banjir supaya kondisi segera pulih.
"Jakarta akan tetap banjir, karena morfologinya menurut ahli geologi ditakdirkan wilayah banjir. Tapi banjirnya ya gini-gini aja. Cuma kali ini korbannya harta benda termasuk mobil. Jalan keluar bisa bantu normalisasi, tapi paling penting siapkan masyaraakat, BMKG dan Pemda kuncinya," jelasnya.
Diwartakan sebelumnya, banjir di awal 2020 ini terjadi di sejumlah titik di Jabodetabek pada Rabu (1/1/2020), akibat hujan yang tak kunjung reda sejak Selasa (31/12/2019) sore.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil