Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wuih, DKI Kucurkan Rp4 M Buat Beli Toa, Bukan Toa Masjid Ya!!

        Wuih, DKI Kucurkan Rp4 M Buat Beli Toa, Bukan Toa Masjid Ya!! Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) M Ridwan mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menambah enam perangkat pengeras suara atau toa untuk peringatan bencana kepada warga. Bahkan, anggaran yang disiapkan tidak tanggung-tanggung Rp 4 miliar untuk enam set toa.

        Ia mengatakan nama alat tersebut adalah Disaster Warning System (DWS). Sambungnya, perangkat ini tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD Jakarta.

        "Tahun 2020 pengadaan enam set DWS," ujarnya kepada wartawan Rabu (15/1/2020).

        Baca Juga: Anies Mau Sebarkan Peringatan Dini Pakai Toa, Eh Diketawain PDIP

        Baca Juga: Anies Gelar Christmas Carol di Trotoar Ibu Kota, Menag Beri Pujian

        Sambungnya, ia mengatakan enam set DWS ini dianggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 yang terbagi menjadi dua komponen mata anggaran yakni untuk pemeliharaan dan pengadaan DWS.

        "Pemeliharaan DWS, anggaran Rp165.000.000. Pengadaan DWS 6 set, anggaran Rp4.073.901.441," jelas dia.

        Sambungnya, ia mengatakan toa yang terpasang bukan hanya sekedar pengeras suara biasa. Ia menegaskan perangkat ini juga mencakup beberapa alat EWS seperti Automatic Weather Sensor (AWS) dan Automatic Water Level Recorder (AWLR).

        "Alat kami memang pakai toa tapi bukan menggunakan toa yang ada di mesjid," ucapnya.

        Kemudian, ia menambahkan lokasi pemasangan DWS tersebar di titik rawan banjir di Jakarta, seperti di Tegal alur, Rawajati, Makasar, Jati Padang, Kedoya selatan, dan Cililitan.

        Hingga 2019, kata dia, DWS sudah dipasang di 14 lokasi. Terkait penambahan enam DWS disebutnya sesuai dengan kebutuhan BPBD dalam memberi peringatan ke masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS).

        "Memang kebutuhannya tahun 2020 hanya enam dan sudah mengcover semua aliran DAS," tukasnya.

        Diwartakan sebelumnya, Anies menyebut ke depannya bakal ada informasi berjenjang dari tingkat kelurahan, RW sampai ke RT. Ia mengatakan, nantinya masyarakat harus dapat peringatan dini langsung tidak hanya dari media sosial, melainkan melalui pengeras suara alias toa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: