PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI menyalurkan kredit sebesar Rp556,77 triliun sepanjang 2019, meningkat 8,6% dibandingkan penyaluran kredit periode sebelumnya yang sebesar Rp512,78 triliun.
Adapun pertumbuhan kredit ini mengalami penurunan cukup signifikan, di mana pada 2018 kredit BNI tumbuh 16,2%.
Meskipun pertumbuhan kredit menurun, namun pertumbuhan kredit BNI di 2019 masih lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri yang hanya tumbuh 6,08% sepanjang tahun tersebut.
Baca Juga: Ekonomi Statis, Pertumbuhan Kredit Baru Diprediksi Loyo
"Kredit BNI tersebut tersalurkan ke segmen kredit kecil yang pada Desember 2019 tumbuh 14,2% menjadi Rp75,4 triliun dari sebelumnya Rp66,06 triliun pada Desember 2018," ujar Direktur Keuangan BNI Ario Bimo di Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Lebih lanjut, pertumbuhan yang menonjol terjadi pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang meningkat dari Rp16 triliun pada 2018 menjadi Rp17,7 triliun pada akhir 2019. Penyaluran KUR BNI ini mendapatkan penghargaan sebagai bank penyalur KUR terbaik 2019 dari Kementerian Koordinator Perekonomian.
"Untuk mendukung ekspansi pada kredit kecil, BNI meningkatkan jumlah outlet yang diberikan kewenangan untuk dapat menyalurkan kredit kecil. Sebelumnya pada 2017, jumlah outlet yang menyalurkan kredit kecil hanya 197 outlet, kini mencapai 289 outlet di seluruh Indonesia," cetusnya.
Selain itu, BNI juga mencatat penyaluran kredit yang tumbuh ke segmen kredit konsumer, yaitu sebesar 7,7% yoy di atas 2018 menjadi Rp85,87 triliun. Kredit tanpa agunan masih menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan kredit konsumer BNI, yaitu tumbuh 11,7% yoy menjadi Rp2,7 triliun.
BNI juga fokus pada penyaluran kredit pemilikan rumah atau BNI Griya karena komposisi kredit ini terhadap total kredit konsumer mencapai 51,4% atau mencapai Rp44 triliun.
"BNI Griya tumbuh 8,3% yoy berkat berbagai perbaikan yang telah dilakukan, antara lain ekspansi pada kaum milenial selaras dengan program pemerintah," ungkap Ario Bimo.
Kredit BNI juga tersalurkan ke segmen kredit korporasi yang tumbuh 9,8% yoy. Kredit korporasi terutama disalurkan ke sektor usaha manufaktur, serta listrik, gas, dan air.
Baca Juga: Millenial, Yuk Hijrah! Bareng Takjub Akbar dari BNI Syariah
Ario Bimo menuturkan, pinjaman infrastruktur masih menjadi salah satu prioritas dalam menumbuhkan pinjaman segmen bisnis korporasi ini, salah satunya proyek jalan tol.
"Pembiayaan jalan tol yang dilakukan BNI difokuskan pada ruas-ruas tol dengan tingkat LHR yang tinggi, yaitu terutama ruas-ruas tol di Pulau Jawa," tandasnya.
Sementara terkait DPK, pada akhir 2019 DPK yang berhasil dihimpun BNI sebesar Rp614,31 triliun atau tumbuh 6,1% dibandingkan periode yang sama 2018 sebesar Rp578,78 triliun. DPK tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 22,3% yoy.
"Dana murah yang terhimpun tersebut memperbaiki rasio CASA BNI menjadi 66,6%. Membaiknya CASA tersebut menyebabkan BNI dapat menjaga cost of fund terjaga pada level 3,2%," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti