- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
BNI dan PMO Kopi Nusantara Dorong Optimalisasi Ekosistem Kopi di Temanggung
Temanggung, Jawa Tengah, menjadi sorotan dalam upaya penguatan ekosistem kopi nasional. Melalui program "Optimalisasi Ekosistem Kopi Temanggung", BNI bersama Project Management Office (PMO) Kopi & Kakao Nusantara menggandeng petani lokal untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah kopi. Kegiatan ini berlangsung di Desa Kertosari, Kecamatan Jumo, Kamis (19/12), dengan menghadirkan berbagai pihak, termasuk Bupati Temanggung yang diwakili oleh Esti, Regional CEO BNI Yogyakarta Ariyanto Soewondo Geni, dan Direktur Perhutani Erik Alberto.
Dalam acara ini, BNI menyerahkan seperangkat alat pengolahan kopi, seperti mesin pulper, huller, roaster, grinder, dan peralatan pendukung lainnya, kepada kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wanaasri. Kelompok ini terdiri dari 473 petani yang membudidayakan kopi di lahan Perhutani sejak 1970. Namun, tantangan seperti produktivitas rendah—hanya 0,6 ton/ha—dan keterbatasan alat pengolahan menjadi penghambat utama.
Baca Juga: PNM Dorong Produktivitas Kopi Kintamani, Suplai Hingga 10 Kontainer ke Starbucks
“Petani kopi di Temanggung sering kali harus menyewa alat pengolahan untuk menghasilkan biji kopi berkualitas. Dengan alat yang kami berikan, diharapkan mereka dapat meningkatkan produktivitas dan nilai jual produk mereka,” ujar Ariyanto Soewondo Geni.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif "BNI Jejak Kopi Khatulistiwa" (BNI JKK), yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembentukan ekosistem pembiayaan hijau untuk UMKM kopi. BNI memberikan tiga solusi utama: permodalan usaha dan digitalisasi, pembinaan on-farm dan off-farm, serta fasilitas grading. “Kami percaya bahwa dengan dukungan teknologi, pembinaan, dan akses keuangan yang lebih baik, petani kopi dapat mencapai potensi maksimalnya,” tambah Chandra Bagus Sulistyo, Dept. Head Business Incubation & Stakeholder Management BNI.
Ketua PMO Kopi & Kakao Nusantara, Deslaknyo Wisnu Hanjagi, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk mendukung industri kopi. “Sinergi antara BUMN seperti BNI, Perhutani, dan Puslitkoka sangat krusial untuk meningkatkan produktivitas kopi Indonesia yang saat ini masih jauh tertinggal dari Brasil,” katanya.
Selain alat pengolahan, acara ini juga menggelar sosialisasi Good Agricultural Practices (GAP) oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka). Petani diajarkan teknik budidaya kopi yang baik untuk meningkatkan kualitas hasil panen. “Dengan praktik GAP yang benar, kami optimistis produktivitas kopi di Temanggung bisa naik signifikan,” ujar Ari Wibowo dari Puslitkoka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement