Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Panitia HPN 2020 Jembatani Pemprov Kalsel-Pusat, Bahas Soal Investasi

        Panitia HPN 2020 Jembatani Pemprov Kalsel-Pusat, Bahas Soal Investasi Kredit Foto: Lili Lestari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2020 menggelar Focus Group Discussion (FGD) Forum Investasi bertajuk Pers Menggelorakan Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibu Kota Negara di Hotel Aryaduta, Jakarta, 23-24 Januari 2020. Sebuah rangkaian kegiatan untuk memperingati HPN 2020 yang akan diadakan di Banjarmasin, Kalsel, 5-9 Februari mendatang.

        Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari mengatakan, kegiatan FGD?sebagai sarana untuk merumuskan dan bertukar pikiran dalam rangka mengumpulkan data untuk meningkatkan dan mempercepat iklim investasi di Kalimantan Selatan.

        "Untuk menjadi pintu gerbang, tentu banyak syaratnya. Harus ada bandara, ada pelabuhan. Karenanya harus ada investasi. Mudah-mudahan kita semua bisa berkontribusi untuk menjadikan Kalsel ini gerbang Ibu Kota Negara," kata Atal.

        Baca Juga: Niat Tanam Modal di Proyek Ibu Kota Baru, Jumlah Uang yang SoftBank Tawarkan Bikin Gigit Jari!

        Staf Ahli Bidang Ekonomi Pemprov Kalsel Faried Fahmansyah menyambut baik kegiatan diskusi yang digelar panitia HPN 2020. Menurutnya, Kalsel adalah daerah terdekat dengan Ibu Kota Negara jika nanti Katim menjadi Ibu Kota Negara. Karena itu, potensi yang dimiliki Kalsel dapat ditawarkan kepada investor agar menanamkan investasinya di provinsi ini.

        "Nilai strategis Kalsel adalah pertanian. Sekarang ini Kalsel adalah penyangga pangan Indonesia untuk wilayah Kalimantan. Kalau nanti kita ingin Kalsel menjadi penyangga pangan sekaligus pintu gerbang ibu kota baru, maka kita harus memperbanyak sawah dan irigasi untuk memperkuat pertanian," kata Faried.

        Faried mengatakan, Kalsel punya 360.000 Ha perkebunan sawit yang produksi CPO-nya mencapai 1 juta ton. Sebagian besar CPO dikirim keluar sebab industri hilirnya berada di Surabaya, Sumatera, Malaysia.

        "Datang kembali ke Kalsel sebagai produk minyak goreng. Padahal bahan bakunya dari kalsel," kata Faried.

        Perkebunan karet di Kalsel juga potensial. Luasnya mencapai 250.000 ha. Sama nasibnya dengan sawit, bahan baku karet yakni kadar karet kering sekitar 200.000 ton dikirim keluar Kalsel. Lalu produk jadi dikirim kembali ke Kalsel.

        "Kalau nanti industri hilir diwujudkan di Kalsel, kita yakin dengan kemampuan menghasilkan bahan mentah luar biasa. Kita akan menopang ekonomi di provinsi-provinsi di Kalimantan," kata Faried.

        Senada dengan Faried, Kepala Bappeda Kalsel Nurul Fajar Desira mengatakan, Kalsel punya keunggulan di sektor pertanian, industri, dan pariwisata. Namun, kata Fajar, ekonomi Kalsel masih ditopang oleh komoditas bahan mentah dan setengah jadi sehingga membuat pertumbuhan ekonomi provinsi ini melambat.

        "35 persen ekonomi provinsi kita masih ditopang oleh komoditas bahan mentah dan setengah jadi dari batu bara, sawit, karet, dan kayu lapis. Karena itu ekonomi Kalsel melambat. Pada akhir 2019 pertumbuhan kita akan jatuh di 4 sekian persen," kata Fajar.

        Menanggapi paparan Pemprov Kalsel, Deputi Pengembangan Investasi BKPM Ikmal mengatakan akan mendorong investasi di Kalsel.

        "Kita harus mengundang investor ke Kalsel. Kita harus menyiapkan lapangan kerja yang banyak, dan mengikutsertakan usaha lokal dan UKMK," katanya.

        Sementara Deputi Perencanaan BKPM Yulliot mengatakan, potensi yang dimiliki daerah Kalsel harus diidentifikasi dan dikaji lebih dulu jika ingin ditawarkan kepada investor. Baru kemudian dapat dipromosikan kepada investor dalam bentuk paket-paket investasi.

        "Saya melihat cukup banyak potensi daerah Kalsel. Tapi perlu ada kajian mendalam mengenai data-data tersebut. Pemerintah daerah juga perlu aktif mempromosikan potensi-potensi tersebut ke investor," katanya.

        Hadir dalam diskusi tersebut perwakilan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah Kalimantan Selatan. Perwakilan pusat, antara lain Sugihardjo dari Kementerian Perhubungan, Achmad Gani Ghazali Akman dari Kementerian PUPR, Guntur Sakti dari Kemenparekraf.

        Baca Juga: Gelar HPN 2020 di Banjarmasin, PWI-Pemprov Kalsel Teken Kerja Sama

        Selanjutnya, Hermanto dari Kementerian Pertanian, Saleh Abdulrahman dari Kementerian ESDM, Reni Yenita dari Kementerian Perindustrian, serta Dewan Pengarah HPN Margiono, dan Ketua Panita HPN Auri Jaya.

        Perwakilan Pemprov Kalsel antara lain Kurnadiansyah dari Sekdaprov, Roy Rizali Anwar dari Dinas PUPR, Muhammad Mirhansyah dari Dishub, Imam Subarkah dari Dinas Tanaman Pangan Dana Holtikultura, Muslim dari Dinas Kesehatan, Hanif dari Dinas Kehutanan, Roy Sarwono dari Bank Indonesia Kalsel, Taufik Hidayatdari RSUD Ulin Banjarmasin.

        Kemudian lzzak Zulkarnaen dari RSUD Ansyari Saleh, Siiti Aisiyah dan Abdullah dari ASITA Kalsel, serta Zaenal Hilmi dan Yusni Hardi dari PWI Kalsel.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lili Lestari
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: