Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amerika Tuding Ada 'Pintu Belakang' di HP China Ini, Berpotensi Mata-Matai Pengguna

        Amerika Tuding Ada 'Pintu Belakang' di HP China Ini, Berpotensi Mata-Matai Pengguna Kredit Foto: Instagram
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Huawei dilaporkan memiliki kemampuan untuk mengakses informasi sensitif di jaringan telekomunikasi generasi kelima (5G) dan sistem lain yang dikelola oleh perusahaan China itu, menurut salah satu pejabat eksekutif Gedung Putih, Robert C. O'Brien.

        Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) itu melontarkan salah satu tudingan paling tajam kepada Huawei, setelah Inggris memutuskan memberi peran terbatas dalam jaringan 5G-nya pada perusahaan China itu.

        "AS memiliki bukti, Huawei dapat mengakses informasi pribadi dan sensitif dalam sistem yang mereka kelola di seluruh dunia," kata O'Brien, dilansir dari?The New York Times, Rabu (12/2/2020).

        Baca Juga: Kedutaan China di Prancis: Jangan Diskriminasi Huawei Dong, Tak Berdasar!

        Sebelumnya, AS telah bersikeras melobi para sekutu memboikot Huawei dari jaringan 5G masing-masing karena Huawei dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional. Namun, jajaran dari Trump tak menunjukkan bukti secara terang-terangan.

        Melansir EndGadget, AS mengkhawatirkan keberadaan 'pintu belakang' di perangkat Huawei yang dibuat khusus untuk penegakan hukum. O'Brien menyebut, "perusahaan China, secara hukum harus mematuhi arahan Partai Komunis China. Secara strateigs, kami melihat perusahaan dapat memanfaatkan posisinya di pasar untuk memajukan tujuan Partai Komunis China."

        Menanggapi tuduhan itu, Huawei mengklaim tidak menjadi mata-mata Pemerintah China dan mengaku tak akan memata-matai konsumen.

        Namun, salah satu pejabat AS yang tak disebutkan namanya menyebut Huawei punya 'pintu belakang' di perangkatnya, tak seperti merek lain. "Huawei unik karena akses semacam itu dan tidak memberi tahu badan keamanan nasional," ujar pejabat itu.

        Badan Keamanan Nasional menginfiltrasi sistem Huawei bertahun-tahun yang lalu dalam operasi rahasia Shotgiant. Upaya pada 2014 itu dibocorkan oleh mantan kontraktor Edward J. Snowden.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: