Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tingkatkan Produktivitas, Petani Kopi Garut Terima KUR

        Tingkatkan Produktivitas, Petani Kopi Garut Terima KUR Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa produksi kopi nasional 2018 sebesar 717,9 ribu ton dari luas areal mencapai 1,23 juta hektare. Hal itu disampaikan saat peringatan Hari Kopi Nasional di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

        Masih rendahnya produksi yang masih jauh dari potensi optimal, menurut Mentan Syahrul, disebabkan oleh kondisi tanaman yang sudah tua dan tidak produktif, tanaman yang diusahakan bukan klon atau varietas unggul, serangan OPT dan belum diimplementasikannya Good Agricultural Practices (GAP) secara konsisten serta dampak terjadinya perubahan iklim.

        "Di samping itu, pada aspek hilir, kualitas biji juga masih rendah antara lain karena penanganan panen dan pascapanen belum sesuai Good Handling Practices (GHP),? kata Syahrul.

        Baca Juga: Mentan Syahrul: Peringatan Hari Kopi Momentum Konsolidasi

        Senada dengan Mentan Syahrul, Asep Sukarna dari Asosiasi Petani Kopi (Apeki) Bandung Barat, Jawa Barat mengatakan bahwa fasilitasi penanaman dari pemerintah dan swadaya masyarakat dalam kurun waktu lima tahun terakhir sangat tinggi.

        Namun, Asep lebih lanjut menjelaskan pembangunan atau fasilitasi Unit Pengolahan Hasil (UPH) dan pascapanen belum memadai. Menurutnya, ini bisa menjadi bom waktu dikarenakan produksi melimpah, sedangkan sarana dan prasarana pengolahan kurang.

        "Apalagi sekarang kita menghadapi virus corona yang berpotensi menghambat ekspor. Sekarang ini para importir kondisinya masih menahan PO-nya. Padahal 70 persen kopi asalan di Jabar diekspor ke luar negeri. Kalau tidak ada rencana strategis memaksimalkan pasar lokal bisa terjadi penumpukan produksi dan penurunan harga," katanya.

        Untuk menjawab permasalahan tersebut, Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan telah melakukan berbagai upaya antara lain dengan pengembangan kopi berkelanjutan dengan kegiatan utamanya, yaitu perluasan, rehabilitasi, intensifikasi, bantuan alsin pascapanen, termasuk unit pengolahan.

        Selain mendorong peningkatan produksi, Mentan Syahrul juga mendorong kemandirian para petani dalam mengembangkan usaha taninya dengan mengakses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

        "Skema pembiayaan KUR 2020, untuk subsektor perkebunan dialokasikan Rp20,37 triliun. Dari jumlah itu, KUR komoditas kopi ditargetkan sebesar Rp3,96 triliun pada kegiatan hulu dan Rp60 miliar pada kegiatan hilir," kata Syahrul.

        Baca Juga: Miris! Meski Permintaan Tinggi, Kopi Jabar Belum Memenuhi Standar Pasar Global

        Pada kesempatan itu, Mentan Syahrul juga secara simbolik menyerahkan KUR Kopi kepada petani kopi asal Jawa Barat dengan nilai Rp194 juta dari BNI, BRI, dan Mandiri.

        Usep Mulayana, perwakilan petani kopi asal Desa Simpang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut, penerima KUR Kopi, mengucapkan terima kasih atas bantuan permodalan yang diberikan.

        "Sudah hampir 12 tahun saya menggarap kebun, luasnya dua hektare dengan jenis kopi arabika, per tahun lima ton hasilnya. Bantuan KUR ini akan saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil terutama untuk pemeliharaan. Karena setiap akan panen, kebun kami biasanya diserang penggerek batang dan semut," ujar Usep, yang tahun ini menginjak usia 51 tahun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: