MotoGP terinfeksi Covid-19. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan darurat kesehatan yang menghantam ratusan negara di dunia.
Pandemi virus Corona secara tidak langsung menghentikan kegiatan balapan MotoGP 2020, yang hanya selisih beberapa hari jelang bergulirnya seri pembuka di Grand Prix Qatar, awal Maret ini. Dorna Sports selaku otoritas tertinggi di kejuaraan dunia motorsport mengambil sikap tegas untuk menunda balapan.
Virus mematikan itu tidak hanya menghentikan balapan di Qatar. Covid-19 itu juga menginfeksi tiga balapan berikutnya di Thailand, Austin, dan Jerez. Tetapi pertanyaan paling mendesak dalam beberapa hari terakhir ini bukan lagi berbicara tentang jadwal balapan saja, tetapi dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh keadaan darurat kesehatan ini.
Baca Juga: Dorna Masih Pikirkan Cara untuk Gelar Balapan MotoGP di Eropa
Dorna sebelumnya telah mengeluarka pernyataan bahwa pihaknya akan melakukan intervensi secara ekonomi untuk menjaga agar kejuaraan balap motor tetap beroperasi. Tapi yang harus diperhitungkan saat ini adalah jika tidak ada balapan, maka tidak akan ada pemasukan terutama dari sponsor, penyelenggara TV, dan Grand Prix.
Sirkus MotoGP pun bakal terkena imbasnya. Karena, bisa jadi gaji mereka bakal dipotong dan tentunya ini sangat merugikan sebagian pembalap yang tidak memiliki popularitas sama seperti Valentino Rossi maupun Marc Marquez.
Bagi Rossi dan Marquez, persoalan itu tidak terlalu mengancam keuangannya. Karena selama bertahun-tahun menjalani karier di MotoGP, dua pembalap top itu sudah bergelimang harta. Tapi bagaimana dengan pembalap lainnya?
Manajer Italia, Simone Battistella, yang menangani Andrea Dovizioso, Alvaro Bautista, Lorenzo Baldassarri, dan Alessandro Zaccone mengatakan jika MotoGP 2020 ditiadakan, maka masalah keuangan bisa tak terhitung.
Dengan kata lain, ini merupakan pukulan yang telak buat pembalap. "Sejauh menyangkut kontrak, ada bagian yang berkaitan dengan hak gambar dan bagian lain berdasarkan kinerja," jelas Simone Battistella dikutip dari GPspirit, Sabtu (28/3/2020).
"Jika tidak ada balapan, jelas banyak masalah akan muncul. Bukan hanya menimpa pembalap, tetapi untuk penyelenggara dan tim. Karena akan ada kerugian dalam sponsor, dalam hak siar televisi dan masalah lainnya," sambung Battistella.
Akibat keadaan darurat kesehatan yang ditimbulkan Covid-19 kemungkinan ada beberapa perusahaan yang terpaksa tidak bisa menyuntikkan dananya untuk berinvestasi mendukung MotoGP.
"Kami menghubungi sponsor, tetapi sampai situasinya menjadi lebih jelas, tidak mungkin untuk berbicara. Saat ini akan ada kejuaraan dunia, kalender masih memiliki 19 balapan, jadi kita harus menunggu dan melihat apakah ada pemotongan penting dalam jumlah balapan. Jika ada balapan, itu harus didiskusikan," pungkas Battistella.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: