Lockdown India: Pukul Telak Industri E-Commerce, Rugi Sampai Rp16 T
Selain masyarakat marjinal, kebijakan karantina (lockdown) di India telah memporak-porandakan industri belanja daring (e-commerce) negara itu. Bahkan, pemain besar sekelas Amazon dan Flipkart pun tak bisa berkutik untuk memperbaiki keadaan.
Berhentinya operasional e-commerce di India berpotensi menyebabkan kerugian sekitar US$1 miliar (sekitar Rp16 T) untuk para pedagang daringl, menurut data?Forrester Research.
"Bahkan, potensi pertumbuhan pedagang daring di India hanya akan mencapai 5%, jauh bila dibandingkan pertumbuhan 26% pada tahun lalu," lapor lembaga riset berbasis di Cambridge itu, dilansir dari?KrAsia, Selasa (31/3/2020).
Baca Juga: 5 Negara yang Gagal Terapkan Lockdown
Penurunan tajam itu diperkirakan disebabkan oleh nihilnya pendapatan para pedagang daring pada musim semi ini, sedangkan tahun lalu mereka menghimpun US$50 juta-60 juta dalam penjualan harian.
Laporan yang sama menyebutkan, "apalagi, ponsel, peralatan elektronik, dan fesyen yang berkontribusi sebesar 60%-70% terhadap penjualan bruto?e-commerce juga mengalami penurunan karena?lockdown."
Sebelumnya, untuk mengatasi dampak corona, Amazon dan Flipkart berfokus menjual pasokan bahan makanan. Sayangnya, penjualan dari layanan?e-grocery pada tahun lalu tidak besar, kurang dari 10% keseluruhan penjualan.
Maka tak heran kalau apra pemain lama di industri menyebut, akan ada penurunan dalam pengeluaran diskresi selama beberapa bulan ke depan. Bahkan, ketika negara sudah ada di tahap pemulihan dari pandemi.
Namun, para pemain itu juga memprediksi kalau penjualan?e-commerce India akan kembali meningkat pada paruh kedua 2020.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: