Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kelapa Sawit Tenangkan Petani!

        Kelapa Sawit Tenangkan Petani! Kredit Foto: Antara/Iggoy el Fitra
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga tandan buah segar (TBS) sawit tercatat naik di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, dan Bengkulu. Berbanding terbalik dengan hal tersebut, harga TBS di Provinsi Sumatera Selatan pada periode I April 2020 justru kembali turun.

        Harga TBS di Riau untuk kategori tanaman sawit berumur 10-20 tahun mengalami kenaikan sebesar 5,5 persen dari Rp1.761,3/kg menjadi Rp1.858,31/kg. Begitupun dengan harga TBS di Jambi dengan kategori umur tanaman yang sama menguat sebesar 4,7 persen dari Rp1.672,49/kg menjadi Rp1.752,39/kg.

        Baca Juga: Yeay, Harga TBS Kelapa Sawit Berangsur Naik

        Tak ketinggalan, harga TBS di Sumatera Utara dengan dengan kategori umur tanaman 10-20 tahun pada periode I April 2020 ini juga mengalami peningkatan menjadi Rp1.815,47/kg. Harga TBS di Bengkulu mengalami kenaikan sekitar Rp20-Rp30/kg dibandingkan periode sebelumnya menjadi sekitar Rp1.300/kg.

        Namun, tidak demikian dengan harga TBS di Sumatera Selatan yang melemah sebesar 2,8 persen dari Rp1.519,15/kg menjadi Rp1.476,29/kg.

        Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung, mengatakan efek dari pasokan Malaysia yang berkurang akibat lockdown berimbas pada harga TBS yang menunjukkan kenaikan.

        Gulat mengemukakan, sejauh ini serapan TBS di berbagai perkebunan rakyat masih berjalan dengan normal. Hal tersebut dinilainya menjadi sinyal bahwa pabrik pengolahan kelapa sawit masih beroperasi seperti biasa.

        Di lain kesempatan, Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja mengatakan kenaikan harga TBS disebabkan adanya sentimen peningkatan permintaan minyak kelapa sawit menjelang masuknya bulan Ramadhan.

        Lebih lanjut, Defris mengungkapkan, "pengiriman CPO Indonesia ke India juga tidak terganggu kendati pemerintah India menerapkan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 karena India masih membuka beberapa pelabuhan. Di sisi lain retaknya hubungan bilateral Malaysia dengan India juga membawa keuntungan tersendiri bagi penjualan CPO Indonesia."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: