Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Impor Barang Modal dan Bahan Baku Merosot, Industri RI Loyo??

        Impor Barang Modal dan Bahan Baku Merosot, Industri RI Loyo?? Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Pusat Statistik (BPS) meminta kepada pemerintah untuk mewaspadai penurunan aktivitas impor utamanya bahan baku/penolong dan barang modal. Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan bahwa komposisi impor sepanjang triwulan pertama perlu menjadi perhatian.

        Impor barang konsumsi selama Januari-Maret naik 7,9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini berkebalikan dengan impor bahan baku yang turun 2,82% periode sama 2019. Selain itu, kata Suhariyanto, yang perlu mendapat perhatian adalah penurunan impor barang modal sebesar 13,07% selama tiga bulan pertama 2020 dibanding periode sama tahun lalu.

        Baca Juga: Impor Lesu, Neraca Dagang Maret Bisa Surplus?

        "Tentunya komposisi impor ini perlu mendapat perhatian karena penurunan impor bahan baku dan penurunan impor barang modal berpengaruh pada pergerakan sektor industri, perdagangan, dan juga pembentukan modal tetap bruto atau investasi," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/4/2020).

        Ia menambahkan bahwa peran golongan bahan baku/penolong sebesar 75,80% dari total impor Januari-Maret 2020 yang sebesar US$39,17 miliar. Angka impor ini turun 3,69% dibandingkan periode sama tahun lalu.

        Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko, mengatakan bahwa surplus neraca perdagangan pada Maret yang sebesar US$743,7 juta didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas sejalan dengan tetap positifnya kinerja ekspor nonmigas di tengah meningkatnya impor nonmigas.

        Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas stabil dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya, dipengaruhi penurunan impor migas yang sedikit lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor migas.

        Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada triwulan I 2020 surplus US$2,62 miliar dolar AS, membaik signifikan dibandingkan dengan neraca perdagangan pada triwulan IV 2019 yang defisit US$1,28 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: